HARIAN DISWAY - Partai Demokrat Liberal (LDP) Jepang bersiap menggelar pemilihan kepemimpinan baru setelah Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengundurkan diri.
Namun, siapa pun yang terpilih sebagai penggantinya akan menghadapi tantangan politik berat karena koalisi LDP-Komeito telah kehilangan status mayoritas di kedua majelis parlemen.
Situasi ini menempatkan calon perdana menteri berikutnya dalam posisi sulit.
Tanpa mayoritas, pemimpin baru harus mencari dukungan lintas partai untuk meloloskan rancangan undang-undang, termasuk kebijakan ekonomi dan anggaran negara yang krusial.
Resiko usulan penolakan parlemen juga membayangi jika kompromi gagal tercapai.
Sejumlah nama mulai muncul dalam bursa calon pengganti Ishiba. Mantan Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi menjadi politisi pertama yang secara resmi menyatakan maju dalam pemilihan ketua LDP.
Ia berjanji membawa stabilitas setelah gejolak politik yang dipicu oleh mundurnya Ishiba.
BACA JUGA:Jelang Peringatan 80 Tahun Kemenangan Melawan Jepang: Tiongkok Tegaskan Komitmen Perdamaian
Selain Motegi, beberapa tokoh lain juga diperkirakan ikut serta. Sanae Takaichi, mantan menteri ekonomi, dikenal mendorong kebijakan pengeluaran anggaran negara agresif dan berpotensi mencatat sejarah sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang.
Shinjirō Koizumi, politisi muda yang populer dan putra mantan perdana menteri Junichiro Koizumi, disebut sebagai figur reformis yang dapat menarik pemilih muda.
Sementara Yoshimasa Hayashi, mantan Sekretaris Kabinet, dipandang sebagai kandidat moderat yang menekankan pentingnya menjaga independensi Bank of Japan.
Di sisi oposisi, Partai Demokrat Konstitusional (CDP) yang dipimpin Yoshihiko Noda semakin vokal dalam menekan pemerintah agar menurunkan pajak konsumsi pangan.
Yuichiro Tamaki dari Partai Demokrat untuk Rakyat juga menyerukan kebijakan anggaran negara yang lebih berhati-hati. Dengan parlemen yang kini lebih terbelah, setiap kebijakan besar diperkirakan memicu perdebatan alot.
BACA JUGA:Dua Pukulan Klan Shinawatra di Kancah Politik Thailand: PM Paetongtarn Dibekukan, Thaksin Diadili