Jepang Gagal Dapat Keringanan Tarif dari AS, Negosiasi Dagang Masih Berlanjut

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba berbicara kepada wartawan setelah negosiator Jepang mengadakan pembicaraan tingkat menteri di Gedung Putih terkait tarif AS, di kediaman resmi perdana menteri di Tokyo pada 17 April 2025.--Franck ROBICHON / POOL / AFP
HARIAN DISWAY - Pemerintah Jepang belum berhasil mendapatkan keringanan tarif dari Amerika Serikat (AS) dalam pertemuan tingkat tinggi yang digelar di Washington pada Rabu, 16 April 2025.
Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menyampaikan bahwa negosiasi perdagangan antara kedua negara akan berjalan sulit meskipun Jepang mendapatkan prioritas tinggi dari Presiden AS, Donald Trump.
Utusan Jepang, Ryosei Akazawa, telah bertemu langsung dengan Presiden Trump serta sejumlah pejabat senior AS untuk membahas tarif ekspor-impor yang dikenakan terhadap produk Jepang.
BACA JUGA:Tarif Resiprokal ala Trump: Senja Kala Era Perdagangan Bebas?
Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang Ryosei Akazawa melakukan pembicaraan tarif yang akan datang dengan AS, menjawab pertanyaan dari wartawan di Washington pada 16 April 2025. --STR / JIJI Press / AFP
Meski tidak ada hasil konkret, pemerintah Jepang menilai pertemuan tersebut sebagai langkah awal yang positif dan menjadi fondasi untuk negosiasi selanjutnya.
Perdana Menteri Ishiba menyampaikan bahwa Presiden Trump menunjukkan itikad baik untuk memprioritaskan negosiasi dengan Jepang.
Ia juga menyebut diskusi tersebut berlangsung secara terbuka dan konstruktif, meskipun tetap ada perbedaan pandangan antara kedua pihak.
BACA JUGA:Badai Tarif Trump, Strategi Geopolitik atau Gertakan Dagang?
Perusahaan Jepang merupakan investor terbesar di Amerika Serikat dan Jepang adalah sekutu strategis penting bagi Washington di kawasan Asia-Pasifik.
Saat ini, Jepang masih dikenai tarif dasar sebesar 10 persen oleh pemerintah AS, termasuk beban tarif tambahan untuk sektor otomotif, baja, dan aluminium.
Sektor otomotif menjadi perhatian utama karena sekitar satu dari sepuluh pekerjaan di negara dengan ekonomi terbesar keempat di dunia ini bergantung pada industri otomotif.
BACA JUGA:Prabowo Upayakan Pertemuan dengan Trump untuk Bahas Tarif Impor
Presiden Trump sebelumnya memang telah menangguhkan sementara tarif timbal balik terhadap beberapa negara, termasuk Jepang, selama 90 hari. Namun, tarif tinggi tetap diberlakukan terhadap Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: