Setelah melakukan beragam proses tersebut, pemustaka diberi kesempatan memberikan kesan dan pesan ataupun kritik dalam sticky note, lalu ditempelkan di papan yang tersedia.
Pemasaran yang dilakukan para penjaga stan iut cukup menghipnotis beberapa pemustaka yang masuk ataupun keluar dari area dan mengunjungi.
Berdasar beberapa telaah yang sebelumnya kami lakukan, para penjaga stan menyajikan beberapa buku yang tampil dengan judul bombastis atau yang relate dengan kehidupan pemustaka ataupun sampul yang dirasa mampu mengalihkan pandangan mata mereka untuk melakukan kunjungan dan bertransaksi di stan.
Rangkaian Book Showcase yang pertama dilakukan di Perpustakaan Universitas Airlangga itu juga didukung para mahasiswa Universiti Teknologi Mara (UiTM) Malaysia yang sedang magang.
Bantuan mereka meliputi mendata buku yang setiap hari ditampilkan sehingga memudahkan penghitungan perputaran buku. Jumat, 19 September 2025, yang merupakan hari penutupan stan, beberapa trik pemasaran pun dilakukan di injury time.
Yakni, memperpanjang satu jam penggelaran buku, yaitu pukul 15.00– 16.00 WIB. Tambahan durasi waktu itu ternyata mampu menarik banyak pemustaka untuk meminjam. Promosi yang dilakukan ialah memberikan hadiah berupa tote bag bagi pemustaka yang meminjam minimal lima buku sekaligus dan bonus lainnya diberikan, yakni 5 pembatas buku.
Dari jam terakhir itulah, tim mampu menjaring tiga pemustaka dengan meminjam 15 buku sekaligus. Trik-trik pemasaran yang dilakukan marketer ternyata ampuh untuk mendorong niat meminjam buku di kalangan para pengunjung.
Hal itu menunjukkan bahwa upaya mengembangkan ketertarikan terhadap buku ternyata mampu menggiring pengunjung untuk meminjam buku di Perpustakaan Universitas Airlangga. (*)
*) Agung Budi Kristiawan dan Amalia Tri Asmara Rotari adalah pustakawan Universitas Airlangga.