Industri otomotif di Liuzhou, Wilayah Otonomi Khusus Guangxi, Tiongkok, punya sejarah panjang. Hingga jadi benchmark global. Termasuk menancap kuat di Indonesia. Pengalaman itulah yang dibagikan kepada para jurnalis peserta program China International Press Communication Center (CIPCC), 18 September 2025.
LANGIT Liuzhou berwarna biru pucat pagi itu. Cenderung kelabu. Bus yang kami tumpangi berbelok ke kawasan industri di kaki perbukitan Guangxi.
Dari luar, Baojun Base, tempat itu, lebih mirip kampus modern ketimbang pabrik otomotif. Jalanan lebar, taman hijau, gedung bersih.
Begitu masuk, suasana berubah seperti memasuki museum yang hidup. Di satu sisi, terpajang mobil-mobil yang pernah menjadi kebanggaan masa lalu. Di sisi lain, lini produksi tetap berdenyut tanpa henti.
Robot-robot mengangkut rangka mobil yang belum sempurna. Lengan mekanik berwarna oranye bergerak cepat, menempelkan komponen dengan suara halus.
Hanya ada segelintir insinyur yang berdiri di kejauhan. Seakan cukup menjadi pengawas bagi pasukan mesin yang bekerja nyaris otomatis. Bagi pengunjung, pengalaman itu seperti melihat perjalanan waktu: dari era industri manual hingga pabrik pintar yang serba digital.
Jejak itu memang panjang. Semua berawal Januari 1958 ketika Mao Zedong menilai industri Guangxi terlalu lambat. Instruksi percepatan pun keluar.
Hanya sembilan bulan kemudian, pada 28 Oktober 1958, Liuzhou Power Machinery Factory mulai dibangun. Fokus awalnya bukan mobil, melainkan mesin traktor diesel.
ROBOT-ROBOT mengangkut mobil separo jadi menuju salah satu lorong perakitan di dalam pabrik.-Doan Widhiandono-
Pada 1966 produk pertamanya lahir. Butuh waktu 16 tahun sampai akhirnya pabrik itu berhasil merakit mobil mini pertama pada 1982. Sejak itu, roda sejarah mulai berputar lebih cepat.
Lonjakan besar terjadi pada 2002, ketika SAIC Motor, General Motors (China), dan Guangxi Automobile Group melebur dalam sebuah joint venture. Lahir SAIC-GM-Wuling Automobile Co., Ltd. (SGMW).
Dari Situlah, nama Wuling dan Baojun kemudian dikenal sebagai merek otomotif Tiongkok yang tak lagi sekadar pemain lokal. Basis produksinya pun meluas: Liuzhou Hexi, Baojun Base, Qingdao, hingga Chongqing. Skema yang disebut sebagai “utara-selatan berkoordinasi, timur-barat bersinergi.”
Baojun Base menempati posisi istimewa. Selain menjadi pusat produksi utama Baojun, juga berstatus objek wisata industri kelas 4A.