Rembuk Hari Tani Nasional DPC PDIP Tulungagung: Pertanian Organik Memberi Nilai Tambah

Jumat 26-09-2025,11:59 WIB
Reporter : Indria Pramuhapsari
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY – DPC PDIP Kabupaten Tulungagung memperingati Hari Tani Nasional 2025 dengan menggelar rembuk petani. Acara berlangsung di persawahan Desa Bendo, Kecamatan Gondang, pada Kamis, 25 September 2025.

“Kami turun ke sawah untuk mendengar para petani dan berdiskusi dengan mereka tentang permasalahan dan tantangan yang mereka hadapi saat ini,” ujar Plt Ketua DPC PDIP Tulungagung, Erma Susanti.

Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur itu menegaskan bahwa Indonesia akan menjadi bangsa yang besar, maju dan sejahtera, jika semua pihak serius memperhatikan kemajuan pangannya.

BACA JUGA:Hari Tani Nasional Tanggal 24 September 2025: Sejarah, Makna, Twibbon

BACA JUGA:PDIP Jatim Dorong 22 Kabupaten/Kota Buat Perda Perlindungan Lahan Pertanian

Menurut Erma, keunggulan komparatif Indonesia adalah lahan yang luas dan musim yang mendukung pertanian. Selain itu, pangan adalah sektor penting dalam kehidupan bangsa. Dan, para petani adalah penyangga utamanya.

“Memperhatikan nasib petani dan menjaga keberlangsungan pertanian adalah hak yang penting,” jelas kader PDIP tersebut. Dia prihatin karena jumlah petani semakin sedikit dan sulit mencari penerusnya.

Saat ini, program pemerintah pusat berfokus pada isu pangan atau kedaulatan pangan. Namun, pemerintah tidak boleh hanya berpusat pada produktivitas saja.

Pemerintah juga harus memperhatikan nilai tukar dan kesejahteraan petani atas hasil produksi pertanian yang melimpah.

BACA JUGA:Serahkan 39 Unit Alsintan Kepada Poktan Blitar Dan Tulungagung, Gubernur Khofifah Optimistis Tingkatkan Nilai Tambah Dan Kebermanfaatan Petani

BACA JUGA:Deni Wicaksono: Pemprov Harus Kawal Sengketa 13 Pulau Antara Trenggalek dan Tulungagung

“Petani harus mendapatkan nilai tambah agar semakin sejahtera. Dengan demikian, masyarakat tertarik menjadi petani,” terangnya.

Selain kesejahteraan petani, pemerintah juga harus memikirkan keberlanjutan alam. Maka program pertanian di Indonesia harus berorientasi pada keberlanjutan alam.

“Pertanian organik adalah cara agar unsur hara lahan kita tetap baik dan bisa berlangsung hingga anak cucu nanti,” tuturnya.

Pertanian organik, menurut Erma, mampu menjaga ekologi dan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Produknya juga lebih aman dikonsumsi karena relatif sedikit terpapar residu kimia. Kondisi tersebut bisa menjamin keamanan tumbuh kembang generasi mendatang.

BACA JUGA:Temui Petani Desa Dempel, Pak King Dorong Regenerasi Petani di Ngawi

BACA JUGA:DPR Minta Tata Niaga Gula Dibenahi, Petani Tebu Terancam Rugi

Pertanian organik juga punya nilai ekonomi yang tinggi. Ada percontohan atau demplot pertanian organik yang terbukti produktivitasnya lebih tinggi dengan biaya produksi lebih murah.

“Yang menjadi perhatian kita bersama adalah teknologi pertanian kita masih kalah dengan negara lain. Ini belum bisa memberikan nilai tukar yang memadai untuk petani,” ungkapnya.

Erma menegaskan, seluruh kader PDIP di level eksekutif maupun legislatif berkomitmen untuk menjawab tantangan petani saat ini. Termasuk kemandirian terhadap pupuk, dukungan alat pertanian tepat guna, dan penyediaan bibit unggul. Semuanya diupayakan agar para petani mendapatkan nilai tambah dan lebih sejahtera. (*)

Kategori :