Benang merah dari perjalanan ke Nanning dan Guilin itu jelas. Kami diundang oleh Pemerintah Provinsi Guangxi untuk melihat potensi daerah. Namun, yang lebih terasa adalah cara provinsi ini “membekukan waktu”.
Di Nanning, lorong-lorong kuno tetap dirawat, lengkap dengan aktivitas ekonomi lokal. Di Guilin, East West Street yang berusia lebih dari seribu tahun dipugar tanpa menghilangkan karakter aslinya. Xiaoyao Tower dibangun ulang dengan tetap setia pada bentuk Tang, lalu dihidupkan kembali sebagai ikon kota. Gerbang kuno dan pohon beringin tetap dipelihara sebagai warisan alam sekaligus budaya.
Guangxi memberi pelajaran penting: kemajuan tidak harus meniadakan masa lalu. Waktu memang berjalan, tetapi bisa juga dibekukan—dengan cara merawat jejaknya… (*/bersambung)