BANGSA yang besar adalah bangsa yang mampu merawat museum dengan baik. Kalimat tersebut tidak berlebihan. Sebab, bangsa-bangsa besar di dunia lahir dan berkembang dari sebuah perjalanan sejarah yang panjang dan penuh tantangan.
Museum merupakan salah media untuk membuktikan kebesaran sebuah bangsa melalui jejak sejarah yang ditinggalkan. Jejak sejarah tersebut bisa dilihat, diamati, diresapi, dan dinarasikan kembali oleh para pengunjung museum.
Sebuah bangsa hanya bisa membuktikan kebesaran masa lalunya dengan membangun museum, baik museum di dalam ruangan maupun luar ruangan, serta menulis sejarah.
BACA JUGA:Hari Museum Nasional 2025: Menguak Tema, Makna, dan Transformasinya
BACA JUGA:Museum dan Gen Alpha
Kebesaran masa lalu dihadirkan kembali ke masa kini dan masa depan dengan cara memajang benda-benda bersejarah ke dalam museum.
Dengan demikian, museum berperan strategis untuk mempertemukan gagasan masa lalu dengan masa kini, untuk melahirkan ide besar bagi masa depan.
Sayangnya, upaya menemukan berbagai ide besar dari masa lalu melalui museum untuk diinovasikan ke masa depan tidaklah mudah.
BACA JUGA:Edukasi Budaya Militer di Museum Pusat TNI Angkatan Laut (TNI-AL)
BACA JUGA:Dari Pameran Arsip ke Museum Covid-19, Mungkinkah?
Sebagian besar masyarakat Indonesia bukanlah pencinta masa lalu yang setia, yang mau menemuinya secara intensif. Kunjungan ke museum-museum di Indonesia pada umumnya tidak terlalu tinggi, itu pun biasanya didominasi pelajar.
MUSEUM SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN
Indonesia saat ini memiliki 454 unit museum yang tersebar di berbagai provinsi, dengan pengelola beragam. Sebagian museum dikelola pemerintah pusat, sebagian lagi oleh pemerintah daerah (provinsi/kabupaten/kota), serta museum yang didirikan dan dikelola pihak swasta.
Dengan jumlah yang relatif belum banyak, museum di Indonesia menyimpan koleksi yang sangat kaya yang berasal dari berbagai kurun waktu.
BACA JUGA:Museum Holocaust