BACA JUGA:Jelang Imlek, Kelenteng Boen Bio Gelar Cisuak sebagai Tolak Bala
- Ketika bagian atas tubuh menekan ke depan, kaki belakang merendah untuk menyeimbangkan berat badan.
- Ketika tangan menyerang, kaki menarik ke belakang untuk menjaga stabilitas.
Dalam filosofi geraknya, Bagua Zhang menyerupai berbagai makhluk simbolik:
- Saat bergerak, seperti naga yang mengembara,
- Saat menunduk, seperti harimau yang bersiap menerkam,
- Saat mengamati, seperti monyet yang waspada,
- Saat berputar, seperti elang yang melingkar di langit.
Keseluruhan teknik itu menggambarkan harmoni antara manusia dan alam, antara kekuatan dan kelenturan, antara aksi dan refleksi.
Warisan yang Tetap Hidup
Kini, selain dikenal sebagai seni bela diri, Bagua Zhang juga merupakan warisan budaya yang kaya nilai spiritual.
Banyak praktisi modern mempelajarinya bukan semata untuk pertarungan. Melainkan sebagai jalan menuju keseimbangan tubuh dan pikiran.
Gerakan melingkar yang tiada henti dalam Bagua Zhang menjadi metafora perjalanan hidup manusia. Selalu bergerak, menyesuaikan diri, dan mencari keseimbangan di tengah perubahan.