Meski pelukisnya tidak diketahui, karya itu diyakini sezaman dengan Fan Kuan (sekitar 950–1032), salah satu maestro besar era Song.
“Ini adalah karya penting yang memperlihatkan peralihan gaya artistik dari Song Utara ke Song Selatan,” ujar Ling. “Sebelumnya kami memiliki sangat sedikit karya seperti ini dalam koleksi kami,” tambahnya.
Ling menambahkan, koleksi itu juga menampilkan lukisan pemandangan Dinasti Song yang amat langka. Yakni lukisan figur Dinasti Ming dan Qing, serta kaligrafi akhir Ming yang menunjukkan selera tinggi Ching Banlee sebagai seorang kolektor dan penikmat seni sejati.
Koleksi karya-karya langka Tiongkok yang dipamerkan di Shanghai Museum.-Yu Chenliang-China Daily
Janji Seorang Ayah yang Dipenuhi
Dalam pembukaan pameran pada 20 Agustus lalu, Rita Ching Tan hadir dengan kursi roda dan mengenang pesan terakhir ayahnya.
BACA JUGA:Mengenal Xun, Seruling Tradisional dari Tanah Liat yang Jadi Inspirasi Musik Modern Tiongkok
BACA JUGA:Kiprah Zhang Shuangmin Hidupkan Kembali Seni Lukis Tradisional Tangliucai di Tiongkok
“Bapak sering berkata, berapa pun harganya, ia akan membeli karya seni Tiongkok yang ditemuinya di Jepang. Dan suatu hari akan membawanya pulang ke Tiongkok,” ujarnya haru.
Rita juga mengingat saat-saat terakhir ayahnya pada 1965. “Sebelum meninggal, ia menatap saya dengan mata berkaca-kaca. Ia tak bisa bicara, tapi saya tahu, yang ia pikirkan adalah karya-karyanya.”
Kini, berkat dedikasi keluarga Ching, warisan seni yang sempat tercecer itu akhirnya “pulang” ke tanah asalnya.
Melalui pameran “Pearls Returned Home”, masyarakat dapat menyaksikan sendiri keindahan dan nilai sejarah dari karya-karya itu.
BACA JUGA:Imlek Berkaitan Erat dengan Awal Musim Semi, Ini Kebiasaan-Kebiasaan yang Dilakukan di Tiongkok
BACA JUGA:Unik, Begini 8 Tradisi Tiongkok menyambut Musim Dingin
Karya langka yang telah menempuh perjalanan lintas generasi dan lintas negara. Sebuah simbol kembalinya harta budaya Tiongkok ke pangkuan ibu pertiwi. (*)