BACA JUGA:Sastra Digital Melalui Video Animasi Cerita Pendek: Kreativitas di Era Modern
BACA JUGA:Malam Sastra Perlima Ramaikan Pameran Arek Limo
6. Ronggeng Dukuh Paruk (1982) – Ahmad Tohari
Ronggeng Dukuh Paruk oleh Ahmad Tohari.-Pinterest-
Karya itu menggambarkan kehidupan masyarakat pedesaan Jawa di tengah perubahan sosial dan politik. Melalui tokoh Srintil, Ahmad Tohari menyentuh tema tradisi, kesucian, dan nilai kemanusiaan.
Novel Ronggeng Dukuh Paruk dianggap salah satu karya sastra terbaik Indonesia. Karena di dalamnya mengandung kedalaman pesan dan kejujuran terhadap realitas sosial.
7. Siti Nurbaya (1922) – Marah Rusli
Beragam pembaruan cover buku Siti Nurbaya-repo.unand.ac.id-
Novel Siti Nurbaya menjadi salah satu pelopor sastra Indonesia. Kisah cinta Siti Nurbaya dan Samsulbahri menggambarkan konflik antara cinta dan adat yang mengekang.
Walau telah ditulis sejak seabad lalu, pesan tentang kebebasan individu dan perjuangan melawan ketidakadilan masih terasa relevan hingga sekarang.
BACA JUGA:Koleksi Buku Abad ke-18 sampai Novel Hot
BACA JUGA:7 Tip dan Trik Lancar Menulis Novel untuk Pemula Agar Viral di Storytelling Platform
Membaca karya sastra klasik Indonesia bukan sekadar kegiatan nostalgia. Melainkan upaya untuk menghargai perjalanan panjang budaya dan pemikiran bangsa.
Setiap penulis membawa semangat zamannya. Juga menyuarakan realitas sosial yang masih bisa kita rasakan hari ini.
Di era digital, Anda bisa menemukan hampir semua karya di atas dalam versi cetak maupun digital melalui iPusnas atau Perpustakaan Nasional RI.
Jadi, mari manfaatkan pengujung Bulan Bahasa dan Sastra ini untuk menelusuri kembali jejak sastra Indonesia, warisan yang tak lekang oleh waktu. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Bahasa dan Sastra Inggris, Universitas Airlangga.