BACA JUGA:Tanggal 28 Oktober 2025 Memperingati Hari Apa? Ada Hari Sumpah Pemuda
Walaupun demikian, ia turut menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda Indonesia. Selain persoalan ketersediaan lapangan kerja yang krusial bagi kesejahteraan mereka, kaum muda juga menghadapi beragam persoalan sosial yang perlu mendapat perhatian serius.
Polarisasi sosial yang terlihat di media sosial akibat perbedaan pandangan politik, sosial, dan keagamaan menjadi isu penting yang perlu disikapi bersama.
Menurut Haedar, tantangan utama saat ini adalah bagaimana menyatukan kembali generasi muda dalam semangat Persatuan Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika di kehidupan nyata.
Ia juga menyoroti meningkatnya masalah kesehatan mental di kalangan milenial dan generasi Z, yang muncul akibat tekanan hidup dan beban sosial yang semakin berat.
BACA JUGA:Refleksi Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2024: Pemuda dan Nasionalisme Organik
Menurut Haedar, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi ancaman sosial baru bagi masa depan generasi muda Indonesia. Krisis psikologis ini berpotensi menimbulkan perasaan terasing, frustrasi, depresi, hingga berbagai bentuk gangguan sosial dan emosional lainnya.
“Bila problem psikososial ini berkelanjutan akan melumpuhkan saraf kehidupan generasi muda sebagai pewaris masa depan Indonesia,” kata Haedar.
Bukan hanya itu, Haedar juga menyoroti terkait rendahnya tingkat literasi dan etika digital di kalangan generasi muda Indonesia.
Berdasarkan laporan Microsoft tahun 2022, kemampuan digility, yakni perpaduan antara kecakapan digital dan kelincahan berpikir, masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dalam berinteraksi di dunia digital dan media sosial.
BACA JUGA:Sejarah dan Makna Peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Haedar mengingatkan bahwa jika persoalan literasi dan etika digital ini tidak segera diatasi, maka bangsa dapat menghadapi krisis sosial yang lebih luas.
Menurutnya, kondisi tersebut sejalan dengan konsep “The Great Disruption” yang dikemukakan oleh Francis Fukuyama, yaitu situasi ketika terjadi kerusakan dan perubahan drastis dalam tatanan sosial serta kemunduran moral dan nilai-nilai kehidupan.
“Goncangan besar yang merusak struktur sosial dan kemanusiaan tersebut dapat mengancam masa depan umat manusia, termasuk di dalamnya generasi muda,” kata Haedar.
BACA JUGA:5 Game Bertema Kepahlawanan Pemuda, Rayakan Hari Sumpah Pemuda
Melalui peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2025, Haedar mengajak generasi muda Indonesia untuk tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga meneladani semangat para pendahulu dalam menjaga persatuan, memperkaya moralitas, dan membangun bangsa yang berkemajuan.(*)