BACA JUGA:Purbaya Pertimbangkan Penurunan Tarif PPN, Fokus Perbaiki Sistem Pendapatan
“IMF telah merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3 persen menjadi 3,2 persen pada Oktober 2025,” papar Purbaya.
Ia menambahkan, penurunan aktivitas ekonomi global dapat menekan arus perdagangan internasional dan stabilitas nilai tukar di negara berkembang.
Namun, Indonesia dinilai cukup siap menghadapi tekanan tersebut melalui koordinasi lintas sektor yang solid.
BACA JUGA:Purbaya Tambah Dana LPDP Sebesar Rp25 T dari Hasil Sitaan Korupsi CPO
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Walujo menyampaikan perkembangan positif di sektor keuangan domestik.
Ia menyebut, pembelian Surat Berharga Negara (SBN) berhasil mencapai Rp269,97 triliun, naik Rp1 triliun dibandingkan periode 21 Oktober 2025 yang tercatat sebesar Rp268,36 triliun.
“Perkembangan positif aktivitas ekonomi dan koordinasi kebijakan memperkuat optimisme bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh di atas 5,5 persen year on year,” ujar Perry.
BACA JUGA:Purbaya Setuju dengan Jokowi: Whoosh untuk Produktivitas, Bukan Keuntungan Komersial
Ia menambahkan, pasar SBN juga menunjukkan ketahanan yang kuat dengan bid to cover ratio mencapai 3,886 dalam tiga bulan terakhir tahun 2025.
Kinerja tersebut menandakan tingginya kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
“Kinerja pasar SBN didukung oleh aktivitas domestik yang memadai, kebijakan fiskal yang kuat, serta prospek ekonomi dalam negeri yang solid,” tambahnya.
Perry juga menegaskan bahwa kolaborasi antara otoritas moneter, fiskal, dan lembaga penjamin simpanan menjadi pondasi penting dalam menjaga stabilitas.
Menurutnya, koordinasi kebijakan yang berkelanjutan akan memperkuat ketahanan ekonomi nasional dari tekanan eksternal.
Menkeu Purbaya menutup dengan menegaskan bahwa optimisme pemerintah bukan tanpa dasar. Semua indikator utama menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap kokoh dan sistem keuangan berjalan dengan sehat. (*)