Gemini Bisa Akses dan Kelola Data Pribadi Pengguna, Inovasi atau Ancaman?

Kamis 06-11-2025,14:55 WIB
Reporter : Dave Yehosua
Editor : Salman Muhiddin

Data tersebut merupakan data bantuan finansial dalam program Northern Rivers Resilient Homes Program. Kebocoran itu diduga terekspos setelah seorang mantan kontraktor membagikannya ke platform kecerdasan buatan: ChatGPT.

Insiden itu menunjukkan bahwa kecerdasan buatan, sekuat apa pun sistemnya, tetap rentan bila disalahgunakan. Dalam kasus tersebut, ChatGPT hanya menjadi perantara tapi efeknya bisa fatal. Kebocoran data pribadi bukan sekadar kehilangan informasi.

Malah bisa menjadi pemicu penipuan, penyalahgunaan identitas,hingga pemerasan digital. Dan di sinilah letak kesamaannya dengan Gemini. Meskipun konteksnya berbeda, potensi ancaman serupa tetap menghantui.

Jika ada satu pihak saja yang menggunakan Deep Research secara tidak etis. Maka ada potensi bencana besar digital yang siap menggulung pengguna.

BACA JUGA:Update Google Pixel Bocor di Telegram? Ini Info Lengkapnya!

BACA JUGA:5 Prompt Google Gemini, Hasilkan Potret Retro Bernuansa Persia

Langkah yang Bisa Diantisipasi Google


Kesalahan kecil pada sistem Gemini berpotensi ancaman besar bagi data pengguna. --pngtree

Google, sebagai perusahaan dengan ekosistem digital paling luas di dunia, memikul tanggung jawab besar. Ia bukan hanya harus memastikan fitur Deep Research berjalan cerdas, tetapi juga aman. Karena ini bukan sekadar tentang inovasi, melainkan tentang kepercayaan.

Solusi yang ideal bukan hanya pada sistem enkripsi atau autentikasi ganda, tapi pada personalisasi akses. Setiap Gemini seharusnya menjadi entitas eksklusif milik pengguna tertentu.

Tentunya dengan batasan keras agar tidak bisa diakses atau ditautkan oleh sistem lain. Bahkan sesama pengguna Google. Dengan begitu, risiko kebocoran bisa ditekan seminimal mungkin.

Selain itu, transparansi juga mutlak diperlukan. Google perlu menjelaskan secara terbuka bagaimana Deep Research bekerja. Ke mana data pengguna dikirim, dan sejauh apa AI bisa mengakses dokumen pribadi. Tanpa penjelasan yang gamblang, kecemasan pengguna hanya akan tumbuh seiring kecanggihan yang ditawarkan.

BACA JUGA:Update Google Pixel Bocor di Telegram? Ini Info Lengkapnya!

BACA JUGA:5 Prompt Google Gemini, Hasilkan Potret Retro Bernuansa Persia

Kecerdasan buatan kini memang menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, ia mempermudah pekerjaan manusia dengan efisiensi luar biasa. Namun di sisi lain, bila digunakan tanpa pengawasan dan perlindungan memadai, ia bisa menjadi sumber masalah baru yang jauh lebih rumit.

Fitur Deep Research milik Gemini seharusnya menjadi lompatan maju dalam dunia produktivitas. Tapi tanpa fondasi keamanan yang kuat, lompatan itu bisa berubah menjadi jurang dalam bagi privasi digital kita.

Dan jika Google ingin tetap menjadi pionir yang dipercaya, maka menjaga keutuhan data penggunanya bukan lagi pilihan. Melainkan kewajiban. (*)

Kategori :