BACA JUGA:Gandeng BRIN, Puti Guntur Dorong Transformasi UMKM Lewat Bimtek Desain Produk
Dalam konteks itu, open science menjadi sangat relevan. Robert Merton menyebutkan bahwa salah satu norma sains adalah communalism, yakni pengetahuan ilmiah adalah milik bersama.
Karena itu, inisiatif seperti science techno park (STP) patut dilihat bukan hanya sebagai pusat inovasi industri, melainkan juga sebagai ruang perjumpaan sains dan masyarakat (science engagement park).
Dalam membaca arah baru BRIN, penting juga mengenang dinamika awal integrasi berbagai lembaga riset pada periode 2021–2023. Penonaktifan sejumlah fasilitas riset di berbagai daerah saat itu memicu kontroversi dan mengganggu jejaring kolaborasi yang telah lama terbangun.
BACA JUGA:BRIN Riset Lidah Buaya Jadi Solusi Pangan Nasional untuk Cegah Stunting
BACA JUGA:BRIN Usulkan Raja Ampat Menjadi Cagar Biosfer di Bawah MAB UNESCO
Lebih jauh lagi, penonaktifan berbagai fasilitas tersebut turut menimbulkan, setidaknya, tiga potensi strategis yang hilang.
Pertama, redupnya ruang interaksi antara periset, sekolah/perguruan tinggi, mahasiswa, dan komunitas lokal yang sebelumnya menjadi basis edukasi publik.
Kedua, hilangnya aliran data in-situ dari peralatan ilmiah yang tidak lagi beroperasi, seperti data klimatologi, geologi, oseanografi, hingga astronomi, yang mana data jangka panjang seperti ini tidak bisa ”diciptakan ulang”.
Ketiga, makin jauhnya masyarakat dari layanan sains yang semestinya dapat diakses secara terbuka, yang pada akhirnya turut memperlebar jarak geografis dan psikologis antara publik dan sains.
Karena itu, komitmen BRIN dalam mengembangkan STP di setiap provinsi perlu dibaca sebagai upaya restorasi atas lokus-lokus riset daerah yang dulu sempat terhenti.
STP dapat menjadi simbol rekonsiliasi institusional sekaligus sosial yang dapat mengembalikan ruang belajar publik, menghidupkan kembali potensi akuisisi data riset, dan menghadirkan kembali sains di tengah kehidupan masyarakat.
Dengan memperkuat Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dan kolaborasi dengan pemerintah daerah, STP dapat melahirkan inovasi bottom-up yang relevan dengan potensi setiap wilayah, tetapi tetap sejalan dengan visi strategis nasional yang bersifat top-down.
MENEGUHKAN KEDAULATAN PENGETAHUAN
Momentum kepemimpinan baru BRIN merupakan kesempatan untuk menata ulang arah riset nasional menjadi lebih terbuka dan partisipatif. Seperti kata Peter Drucker, ”cara terbaik memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya.”
Kini citizen science bukan lagi sekadar hobi, ia merupakan keniscayaan bagi strategi kedaulatan pengetahuan nasional.