“Kami telah menyelesaikan konservasi lebih dari 4.000 lembar, dan sekitar 1.000 masih menunggu proses,” katanya. Seluruh konservasi dijadwalkan selesai pada 2026 dan mendapat perhatian besar dari komunitas akademik.
Di antara teks yang berhasil dipulihkan, Qi Lun atau versi Qi dari The Analects (Lunyu) menonjol berkat bentuk hurufnya yang jelas dan susunan yang rapi.
BACA JUGA:Tip Feng Shui, Simpan 3 Benda Berenergi Kuat di Saku untuk Menarik Rezeki
BACA JUGA:Sentuhan Restorasi di Situs Sangxidui, Tiongkok, Bangkitkan Kejayaan Masa Lalu Sichuan
“Hurufnya ditulis dalam gaya clerical script. Sangat bersih, tanpa tanda repetisi. Maknanya pun tetap sangat koheren,” terang Yang.
Selain Shijing dan Analects, koleksi bambu dari makam Haihun juga memuat The Book of Rites, Spring and Autumn Annals, The Classic of Filial Piety, serta sebuah teks ramalan langka bertajuk Yi Zhan. Teks itu belum pernah muncul dalam catatan arkeologi sebelumnya.
Tekstil Mewah Bukti Kemegahan Kerajinan Han
Tak hanya pustaka bambu, artefak tekstil dari makam Liu He juga menarik minat baru para peneliti. Bersama Institute of Archaeology dari Chinese Academy of Social Sciences, para ahli mengidentifikasi 5 kelompok tekstil. Mulai dari kain kasa berpernis, sutra bermotif, pita rajut, hingga kain polos.
Struktur tekstilnya beragam. Termasuk lacquered openwork gauze, sutra tenun polos, hingga sulaman berwarna cinnabar. Kasa berpernis menjadi kelompok terbesar. “Benda-benda ini mewakili jenis tekstil paling khas dari temuan arkeologi Dinasti Han,” kata Yang.
BACA JUGA:Emas, Perunggu, dan Misteri Kuno Sanxingdui, Jejak Peradaban Besar dari Tanah Shu
Ia menambahkan, “Mulai dari mahkota kasa berpernis hingga sutra bersulam. Semuanya menunjukkan tingginya keterampilan pengrajin Han Barat. Dan menjadi jendela yang hidup menuju peradaban Tiongkok kuno.”
Antusiasme Publik Berkat “Kisah Arkeologi”
Sejak dibuka pada 2020, National Archaeological Site Park of Han Dynasty Haihun Marquis telah dikunjungi lebih dari 9,3 juta orang. Destinasi itu menghasilkan pendapatan 264 juta yuan. Menurut pengelola situs, minat besar itu lahir dari kekuatan “arkeologi yang bercerita”.
“Keunikan Haihun adalah narasinya dibangun langsung dari proses ekskavasi. Pengunjung tidak hanya melihat artefak. Mereka juga mengikuti proses penemuan,” ujar Yang.
Ia menambahkan bahwa perhatian publik membawa tanggung jawab baru: menjadikan peninggalan budaya lebih hidup dan bermakna bagi masyarakat.
BACA JUGA:Yimakan, Seni Lisan Bangkit Kembali dari Timur Laut Tiongkok
BACA JUGA:Penampilan Kuartet Juilliard di Tianjin Jadi Simbol Pertukaran Harmonis Budaya Tiongkok-AS