Rani Jambak Hadirkan Sounds from Sumatera in Melbourne, Kesaksian Ekologis di Inter.Sonix 06

Kamis 18-12-2025,08:00 WIB
Reporter : Guruh Dimas Nugraha
Editor : Guruh Dimas Nugraha

BACA JUGA:Jadi Doyan! Maher Zain dan Harris J Makan Rawon sebelum Konser di Surabaya

BACA JUGA:Herockmob 2025, 300 Lebih Musisi Unjuk Gigi


Rani Jambak dan karyanya Sounds from Sumatera in Melbourne dalam gelaran Inter.Sonic 06 di Melbourne, Australia, 12 Desember 2025.-Rani Jambak-

Konflik itu terjadi akibat pembangunan PLTA Batang Toru berkapasitas 510 MW di Ekosistem Batang Toru, habitat tunggal Orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis). Yakni spesies kera besar paling langka di dunia dengan populasi tersisa sekitar 500-700 individu.

Gugatan hukum aktivis lingkungan terhadap proyek itu kandas pada 2019. Dampaknya, membuka jalan bagi degradasi habitat yang kian masif.

Tragedi kedua terjadi pada akhir November 2025, ketika banjir bandang dan longsor disertai hanyutan kayu gelondongan melanda Sumatra Utara.

Lebih dari 1.000 orang dilaporkan meninggal dunia. Termasuk hampir 100 korban jiwa di kawasan Batang Toru. Sementara puluhan lainnya dinyatakan hilang.

BACA JUGA:Daftar Nominasi Grammy Awards 2026, Kendrick Lamar Borong 9 Kategori, Lady Gaga 7

BACA JUGA:Thee Marloes dan Musisi Lokal Meriahkan Soirée Gigs di Four Points Surabaya

Bencana itu mempertegas peringatan lama para pegiat lingkungan tentang tekanan ekologis ekstrem di wilayah tersebut.

Tekanan publik akhirnya memaksa negara bertindak. Sejak 6 Desember 2025, Kementerian Lingkungan Hidup menghentikan sementara operasional PT North Sumatera Hydro Energy. Serta sejumlah perusahaan ekstraktif lain di sekitar Batang Toru untuk keperluan audit dan evaluasi lingkungan.

Melalui Inter.Sonix 06, Rani Jambak mengubah duka personal dan kekalahan aktivisme menjadi kritik publik yang menggema di panggung global.

Karyanya mengingatkan dunia pada ancaman terhadap Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera, Situs Warisan Dunia UNESCO sejak 2004, yang sejak 2011 masuk dalam Daftar Situs Warisan Dunia dalam Bahaya.

BACA JUGA:10 Lagu Opera Terkenal Sepanjang Masa, Spesial Hari Opera Sedunia!

BACA JUGA:Lirik Lagu Hari Santri: Makna dan Semangat di Balik Mars 22 Oktober 45!

“Jika suatu hari hutan tak lagi punya suara, biarlah musik yang berbicara. Sumatra sedang memanggil. Napasnya kian pendek," pungkas musisi keturunan Minangkabau itu. (*)

Kategori :