Kasus Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon Masih Misterius, Polisi Periksa Politikus PKS

Jumat 19-12-2025,10:48 WIB
Reporter : Adella tiara putri
Editor : Mohamad Nur Khotib

JAKARTA, HARIAN DISWAY- Kasus kematian seorang anak bernama E berusia 9 tahun di sebuah hunian mewah di Kota Cilegon Banten masih belum terpecahkan. Polisi hingga saat ini terus melakukan penyelidikan untuk mengurai misteri di balik insiden tersebut.

Hingga hari Kamis, 18 Desember 2025, penyidik dari Satreskrim Polres Cilegon telah melakukan pemeriksaan terhadap delapan saksi terkait kejadian ini.

Salah satu saksi yang diinterogasi adalah Maman Suherman seorang anggota Dewan Pakar di DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Cilegon yang juga merupakan ayah korban.

"Hari ini pihak penyelidik telah meminta keterangan ya delapan orang saksi ya, delapan orang saksi yang terdiri dari keluarga korban, ataupun kepada orang lain yang ada di sekitar. (Ayah korban) sudah diperiksa," ungkap Kasi Humas Polres Cilegon AKP Sigit Dermawan saat dihubungi pada hari Kamis.

BACA JUGA:Polisi Ungkap Pembunuhan Mahasiswi UMM di Pasuruan: Inilah Taktik Pelaku

BACA JUGA:Misteri Pembunuhan Bocah 9 Tahun di Cilegon: Diduga Bukan Perampokan

Sigit menjelaskan bahwa penyidik masih mencari rekaman dari kamera CCTV yang menangkap peristiwa tersebut.

Menurutnya, mereka sudah mengecek rekaman CCTV milik tetangga yang berada di depan rumah korban, tetapi kamera tersebut tidak mengarah ke lokasi kejadian.

Rekaman CCTV ini menjadi salah satu bukti penting untuk menjelaskan rangkaian kejadian yang berlangsung, termasuk untuk mengidentifikasi pelaku.

"Masih kita cari CCTV, karena yang tetangga di depannya, itu pun (CCTV) sama dan fokusnya tidak ke rumah tersebut (lokasi kejadian)," jelas Sigit.

Sebelumnya, seorang anak berusia 9 tahun bernama E ditemukan tewas mengenaskan di rumah mewah yang berada di Perumahan Bukit Baja Sejahtera (BBS) 3, Kota Cilegon, Banten, pada hari Selasa sekitar pukul 14.20 WIB.

BACA JUGA:Perampokan-Pembunuhan Pengacara di Cilacap: Pelaku Rencanakan Matang

BACA JUGA:Pemuda di Yogyakarta Dikeroyok dalam Empat Sesi: Pembunuhan Motif Sepele

Kejadian ini pertama kali diketahui ketika ayah korban, HM menerima telepon dari putra keduanya D yang sedang dalam kondisi panik dan meminta bantuan.

Mendapatkan informasi tersebut ayah korban langsung meninggalkan tempat kerjanya di Ciwandan dan bergegas pulang.

Kategori :