Ipuk Fiestiandani adalah ibu bagi 1,79 juta warga Kabupaten Banyuwangi. Sebagai bunda, ia menerapkan parenting kombinasi. Kadang lembut, kadang tegas. Bahkan, pernah juga marah. Tapi tujuannya jelas. Membuat anak-anaknya, warga Banyuwangi, makin maju dan sejahtera.
JIKA dilihat sekilas, orang pasti menyangka bahwa Ipuk Fiestiandani S.Pd., M.KP, akan menerapkan gentle parenting ala Nikita Willy kepada "anak-anaknya", warga Banyuwangi.
Bagaimana tidak? Pembawaan perempuan kelahiran 10 September 1974 itu begitu tenang dan lembut. Soft spoken. Murah senyum pula.
So, apakah dalam menghadapi masalah-masalah warga Banyuwangi dia selalu bersikap lembut seperti Nikita Willy? Atau malah dar der dor ala Nikita Mirzani? Dalam momentum Hari Ibu 2025, mari ngobrol dengan Bupati Banyuwangi.
BACA JUGA:Zine Exhibition Jelang Hari Ibu: Panggil Aku dengan Namaku
BACA JUGA:Peringati Hari Disabilitas Internasional dan Sambut Hari Ibu, AAI Gelar Kasih Ibu Pelita Hidupku
"Saya gabungan keduanya," kata Ipuk, ketika ditemui di sebuah kafe di Surabaya pada Sabtu, 13 Desember 2025. "Kadang lembut, kadang juga keras. Bukan keras sih ya. Tegas," imbuh dia, lantas tersenyum. Manis sekali.
Hari Ibu 2025: Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani ketika diwawancarai di sebuah kafe di Surabaya, 13 Desember 2025.-Boy Slamet-Harian Disway
Menurut Ipuk, ada golongan masyarakat yang harus perlu didekati dengan bahasa yang lembut. Tetapi juga ada juga warga (juga masalah-masalah) yang harus dihadapi ketegasan. Karena karakter masyarakat berbeda-beda.
Tegas yang dimaksud Ipuk bukan marah-marah histeris. Bukan juga melontarkan kata-kata yang tidak pantas. Melainkan, masyarakat wajib mengikuti kebijakan atau peraturan yang sudah dibuat.
"Misalnya nih, soal kekerasan terhadap anak. Kami sudah menegaskan, hal itu tidak boleh terjadi di mana pun. Baik di sekolah maupun lingkungan rumah," Ipuk menjelaskan. "Kebijakannya tegas mengatur itu. Kalau ada yang melanggar, sanksinya juga tegas," tuturnya.
BACA JUGA:Momentum Hari Ibu, Puan Maharani Dorong Implementasi UU KIA Untuk Kesejahteraan Ibu dan Anak
BACA JUGA:Plt Wali Kota Pasuruan Rayakan Peringatan Hari Ibu, Bangga Peran Perempuan untuk Pembangunan
Nah, di sisi lain, kalau menghadapi warga yang membawa masalah-masalah terkait kesejahteraan, pendekatannya harus berubah. Ipuk harus lebih lembut jika berbicara soal harga bahan pokok, pendidikan anak, juga kesehatan masyarakat.
"Ketika kita bertemu dengan masyarakat yang memang membutuhkan pelukan dan perhatian, ya harus didekati dengan bahasa yang halus. Jadi saya menggabungkan parenting ala Nikita Willy dan Nikita Mirzani," papar Ipuk, lagi-lagi diikuti senyum.