Kepemimpinannya tak melulu lembut. Dia bisa marah, jika melihat mahasiswa melanggar etika dan melupakan tanggung jawabnya. Dalam satu kisah, ia pernah menegur mahasiswa yang sedang minum dan bermain gitar di dekat musala kampus ketika waktu puasa serta salat duhur.
Teguran itu berubah baik. Kini, mahasiswa tersebut menjadi seorang notaris. Mahasiswa tersebut juga kerap berkontak dengan Iyat. "Dia masih mengingat kisah itu sebagai teguran kasih yang menyelamatkan hidupnya," kata dia.
BACA JUGA:Momentum Hari Ibu, Puan Maharani Dorong Implementasi UU KIA Untuk Kesejahteraan Ibu dan Anak
BACA JUGA:Sampaikan Selamat Hari Ibu, Menag Harap Kaum Perempuan Makin Berdaya
Tapi, kekerasan bukan pilihan utama Iyat. Sejak masih mengajar, dia selalu menyisihkan 20 menit pertama kuliah untuk mengingatkan mahasiswa.
"Sebelum kuliah, mintalah doa ibu kalian. Karena kesuksesanmu tak lepas dari doa orang tua," kata dia mengingat cerita tersebut.
Sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS), Unitomo hidup di tengah badai. Persaingan ketat dengan PTN, penurunan minat masyarakat, dan tekanan finansial menjadi penyebabnya. Banyak PTS tumbang.
Hari Ibu 2025: Rektor Unitomo Prof Siti Marwiyah menyambut mahasiswa pertukaran pelajar di Unitomo.-Unitomo-
Tapi, di bawah kepemimpinan Prof. Siti Marwiyah sejak 2019, Unitomo justru tumbuh. Penerimaan mahasiswa baru meningkat. Dari 1.800 menjadi 2.389. Itu melebihi target awal, yakni 2.000 mahasiswa.
BACA JUGA:Plt Wali Kota Pasuruan Rayakan Peringatan Hari Ibu, Bangga Peran Perempuan untuk Pembangunan
BACA JUGA:25 Link Twibbon Hari Ibu 2024 yang Menarik untuk Dibagikan di Media Sosial
Unitomo juga menaikkan gaji dosen, memperluas laboratorium, dan menyelesaikan zonasi kampus Tahap II. Rahasianya? Kepercayaan masyarakat.
"Kampus PTS hidup dari mahasiswa. Maka, lulusan kita harus siap pakai, berdaya saing, dan beretika," ujarnya.
Kolaborasi dengan industri diperkuat. Mahasiswa unggul di bidang seni dikirim ke festival nasional, atlet dikirim ke PON dan dibina hingga go international. Yang berprestasi dipuji serta ditawari biaya gratis masuk S-2.
Iyat mengajarkan mahasiswanya tentang teknologi terkini dan tanggung jawab sosial. Mereka belajar AI, juga diajak terjun langsung ke masyarakat melalui pengabdian. Mereka riset big data, juga diajak memetakan problem di kampung-kampung Surabaya.
BACA JUGA:50 Ucapan Hari Ibu 2024 yang Penuh Makna dan Menyentuh