Gedung Runtuh di Changsha Tewaskan 53 Orang
Reruntuhan gedung di Changsha pekan lalu yang menewaskan 53 orang.-CNS VIA AFP-
CHANGSHA, DISWAY - Bencana itu terjadi Kamis (28/4) di Changsha, Tiongkok. Sebuah kompleks perumahan runtuh. Pekan lalu, diperkirakan yang meninggal berjumlah 10 orang. Tetapi, saat pencarian berakhir kemarin (6/5), angkanya berlipat-lipat: 53 orang meregang nyawa.
’’Upaya pencarian dan penyelamatan di reruntuhan ini sudah selesai,’’ bunyi berita CCTV mengutip pernyataan otoritas kota.
Pencarian selama enam hari itu memang memakan energi cukup besar. Pemerintah Tiongkok berupaya menemukan sebanyak mungkin korban selamat. Tetapi, hasilnya, hanya 10 orang yang ditemukan hidup. Menurut media pemerintah, orang kesepuluh itu ditemukan pada Kamis (5/5). Dan ia terkubur selama enam hari di reruntuhan.
Insiden itu memancing reaksi pemerintah. Wu Guiying, pemimpin Partai Komunis di Changsha memandegani permintaan maaf yang diikuti seluruh pejabat kota. Mereka membungkuk bersamaan sebagai penyesalan mendalam.
Dalam pernyataan resminya, otoritas minta maaf kepada seluruh masyarakat. Mereka juga mengucapkan rasa duka terhadap keluarga korban meninggal atau yang luka-luka. ’’Kami akan bekerja sama dengan jajaran yang lebih tinggi dan akan memberi penjelasan kepada seluruh masyarakat,’’ janji Wu seperti dikutip Agence France-Presse.
Gedung yang runtuh itu terdiri atas apartemen, hotel, dan bioskop. Ia langsung rata dengan tanah di kawasan perniagaan Changsha yang padat. Debu dan reruntuhan berhamburan di jalanan.
Cerita dari para korban yang selamat menimbulkan rasa ngeri. Misalnya, seorang perempuan yang terjebak di reruntuhan selama 88 jam. Saat gedung tersebut runtuh, perempuan tersebut sedang belajar dan membaca di tempat tidurnya.
Tiba-tiba dia terempas ke tanah dan terkubur reruntuhan. Beruntung, dia masih menggenggam sebotol air minum yang isinya sangat sedikit. Perempuan itu juga dilindungi selimut yang membuatnya tetap hangat di bawah reruntuhan.
Tim penyelamat mampu menemukan para korban berkat bantuan anjing pelacak, detektor gerak, plus drone. Tetapi, itu juga masih dibantu aksi-aksi manual. Yakni, menurut kantor berita Xinhua, dengan teriakan-teriakan dan ketukan di dinding yang runtuh.
Pemerintah pun bergerak cepat. Sebelas orang langsung ditahan. Mereka adalah pemilik gedung dan sekelompok penyelia keselamatan pembangunan. Mereka dituding membangun gedung itu secara ilegal.
Tim penyelamat mengangkut seorang korban tewas yang ditemukan kemarin.
Foto: CNS VIA AFP
Media Tiongkok menulis bahwa gedung itu adalah milik swasta. Artinya, dibangun tanpa ada dana dari pemerintah. Itulah yang kini menjadi perhatian pemerintah Tiongkok. Kementerian Perumahan dan Pembangunan Kota-Desa langsung berjanji akan menginspeksi gedung-gedung swasta di seluruh negeri. Presiden Xi Jinping juga memerintahkan penyidikan khusus terkait ambruknya gedung di Changsha tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, di Tiongkok memang banyak gedung yang runtuh. Itu diduga karena lemahnya standar pembangunan dan keselamatan. Juga karena cepatnya pembangunan infrastruktur memicu korupsi.
Pada Januari, misalnya, sebuah gedung runtuh di Chongqing. Dicurigai ada kebocoran gas di bawah gedung tersebut. Sebanyak 16 orang tewas.
Insiden serupa juga terjadi di Shiyan pada Juni 2021. Sebanyak 25 orang meninggal karena ledakan gas di bawah kompleks perumahan. (Doan Widhiandono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: