Shireen Abu Akleh Meliput Perang sejak Tahun 2000
Polisi Israel pukuli pembawa peti mati Shireen Abu Akleh di Jerusalem saat prosesi pemakamannya di Jerusalem.--
SURABAYA, DISWAY.ID -- Jurnalis stasiun televisi Al-Jazeera tewas setelah ditembak oleh tentara Israel pada saat meliput di Tepi Barat, Palestina. Perempuan yang memiliki nama lengkap Shireen Abu Akleh tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Shireen merupakan koresponden televisi veteran yang popular di kalangan jurnalis Arab karena keberaniannya meliput konflik Israel-Palestina. Perempuan kelahiran 1971 tersebut mulai meliput sejak Intifada pertama di Palestina pada tahun 2000.
BACA JUGA:Kematian Shireen Abu Akleh Duka bagi Jurnalis se-Dunia
Sebelum menjadi wartawan, Shireen menempuh pendidikan di Yarmouk University Yordania dan mendapatkan gelar Bachelor of Arts di jurusan Journalism and Media. Selain menjadi jurnalis di Al-Jazeera, dia juga tergabung dalam berbagai media seperti stasiun si siaran radio The Voice of Palestine yang berbasis di Ramallah, Palestina serta Radio Monte Carlo di Prancis.
Rekan dan kolega menggambarkan Shireen sebagai sosok yang sederhana, pemberani, baik hati dan juga berkomitmen pada profesinya.
“Dia baik, berdedikasi dan berbakti. Dia tahu ceritanya terus menerus dan dia mengerti nuansanya. Dia membawa banyak informasi untuk pelaporannya,” ucap Nida Ibrahim, rekan Shireen.
Shireen juga aktif mengikuti berbagai kegiatan sosial internasional, salah satunya adalah organisasi Miftah yang juga berbasis di Ramallah yang merupakan gerakan sosial untuk menyuarakan perdamaian dan diplomasi global.
Tidak hanya itu, Shireen juga merupakan anggota dari United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), sebuah organisasi di bawah naungan PBB untuk membantu para pengungsi dari Palestina yang terdampak konflik.
Selama bekerja sebagai jurnalis televisi, Shireen telah meliput berbagai peristiwa besar dan kecil, dari perang Gaza 2008, 2009, 2012, 2014 dan 2021. Tak hanya itu, Ia juga meliput aksi pembobolan penjara oleh enam warga Palestina yang melarikan diri dari penjara dengan keamanan maksimum di Israel utara September lalu.
Kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi orang sekitarnya, terutama bagi para rekan dan kerabatnya. “Shireen adalah pelopor, inspirasi bagi kita semua,” kata Dalia Hatuqa, seorang jurnalis Al-Jazeera yang merupakan teman dekat Abu Akleh.
“kehadirannya menjadi identik dengan Al-Jazeera,” tambahnya. (Devania Donita)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: