Asyiknya Nongkrong di Kedai Plat-L

Asyiknya Nongkrong di Kedai Plat-L

Suasana diskusi yang asyik di Kedai Plat-L-Abah Iwan & Iyus Reptil untuk Harian Disway-

Insan Kota Surabaya tak pernah kehabisan kreativitas. Seperti inovasi yang dilakukan Kedai Plat-L, di Jalan Pakis Tirtosari VII, Surabaya. Selain sebagai tempat nongkrong, kedai itu jadi tempat bermusik sekaligus tempat terapi. 

SOFA dan meja kayu, kursi-kursi yang beberapa terbuat dari kayu, pajangan patung Buddha, arca Dewa-Dewi, lukisan Sam Poo Kong, wayang, keris, juga musala dengan pajangan kaligrafi ayat-ayat suci. Pendek kata semua simbol dari berbagai agama ada di sana. Di Kedai Plat-L. 

Menuju ke sana cukup mudah. Cukup mengikuti petunjuk dari Google Maps. Kedai Plat-L dekat dengan Universitas Gema 45. Tepatnya di belakang universitas tersebut. Terus ke utara hingga menemukan gang depan masjid. Itulah Pakis Tirtosari gang VII. Setelah masuk gang itu, kedainya sudah terlihat dengan sangat mencolok karena artistik. 

Selain sebagai tempat ngopi, Kedai Plat-L juga merupakan tongkrongan anak-anak musik. Utamanya para personel Plat-L Band dan para pendukungnya. Namun, awal pendirian kedai tersebut sebenarnya sebagai pendukung tempat terapi untuk penyembuhan berbagai macam penyakit. 

Penggagasnya adalah Oktovan Iwan Priswanto, atau biasa disebut Abah Iwan. Ia mendirikan terapi kesehatan metode cahaya untuk menyinkronkan sel-sel tubuh. “Sebelum terapi kan konsultasi dulu. Fase itu butuh relaksasi. Caranya ya sambil bersantai, ngopi sambil menikmati dekorasi Kedai Plat-L,” ungkapnya. 

Di halaman kedai terdapat ornamen gentong berukuran besar. Di depannya tertata meja dan kursi. Sedangkan di bagian tengah terdapat foto-foto personel Plat-L Band. Grup itu cukup populer di kalangan masyarakat Surabaya. 

Iyus Reptil, leader Plat-L Band mengungkapkan bahwa kedai tersebut setiap hari jadi tempat musisi untuk nongkrong. “Kami para personel kalau nongkrong juga di sini. Bikin lagu, bersantai, ngobrol dengan kawan-kawan musisi lainnya,” ungkapnya. 

Ia kemudian menunjuk panggung kecil yang berada di sisi timur kafe. Terdapat gitar dan tiang mikrofon. Di situ siapa saja bebas berekspresi. “Mau bernyanyi, baca puisi juga monggo. Bebas,” terang vokalis Plat-L Band tersebut. 

Saat itu tampak beberapa musisi berdatangan. Iyus sempat bernyanyi membawakan 2-3 lagu karya Plat-L. Kemudian ia mengajak semua pengunjung untuk bergantian melakukan jam session. Beragam lagu dinyanyikan. Baik musik Barat maupun lokal. 

Musisi yang beraksi di Kedai Plat L.
Foto:
Abah Iwan & Iyus Reptil untuk Harian Disway

 

Dinding sebelah selatan Kedai Plat-L terdapat rangkaian foto tokoh-tokoh seniman legendaris asal Surabaya. Sebut saja Gombloh, Leo Kristi, Mus Mujiono, Mus Mulyadi, Ucok AKA Harahap, Srimulat, hingga Kartolo Cs. “Pemasangan foto-foto itu sebagai upaya penghormatan kami terhadap para seniman legend asal Surabaya,” ungkap Abah Iwan. 

Sedangkan di dinding sebelah utara terdapat poster besar bergambar tulisan lirik lagu nasional. Yakni: Syukur, Indonesia Raya (3 stanza), dan Hari Merdeka. Pada bagian atasnya terdapat logo Pancasila. Sedangkan di sisi kirinya terdapat foto Bung Karno dan Bung Tomo. 

Di bagian paling belakang terpajang beberapa keris serta pernik-pernik etnik. “Sebenarnya ada lukisan replika karya Leonardo Da Vinci. Judulnya Salvator Mundi. Sebagai simbol Nasrani. Namun sementara saya simpan dulu karena dindingnya merembes akibat hujan,” terangnya. 


Memorabilia berwujud potret para seniman di Kedai Plat L.
Foto:
Abah Iwan & Iyus Reptil untuk Harian Disway

 

Nama Plat-L tentu merujuk pada pelat kendaraan bermotor Surabaya. Yakni: L. Tetapi, huruf itu juga dimaknai sebagai los atau bebas. “Bebas berpikir, bebas berkreasi tanpa ada ketakutan apa pun. Ketika sudah masuk Kedai Plat-L, pikiran harus los. Maka sekat apa pun harus dihilangkan. Termasuk sekat agama. Kita adalah satu sebagai sesama manusia. Tak ada perbedaan,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga itu. Itulah sebabnya semua simbol agama dipajang dalam Kedai Plat-L. Karena bagi Abah Iwan. Sebagai lambang kerukunan dan keberagaman. 

L juga mereka maknai sebagai lila alias ikhlas. “Jadi dalam kedai ini kita saling asah, asih, asuh. Saling mengerti dan guyup rukun satu sama lain,” terangnya. 

Menu yang disajikan di Kedai Plat-L cukup beragam dan terjangkau. Seperti squash beragam rasa, ocean blue, dan tentu kopi. Mulai kopi hitam, kopi gunung, kopi flavor, juga kopi ST. Kopi gunung perlu dicoba karena dibuat dari biji kopi yang ditanam di pegunungan. Sedangkan kopi ST adalah kopi untuk kebugaran karena diramu dari biji kopi dan bahan-bahan herbal. 

Jika suntuk di rumah atau tak ada kegiatan, Kedai Plat-L adalah tempat yang cocok untuk bersantai dan melepas penat. Jika tubuh merasa kurang sehat, bisa menjajal terapi oleh Abah Iwan. Jika berhasrat untuk bermusik atau bernyanyi di hadapan orang banyak, cukup pergi ke panggung kecil. Bebas berekspresi. Losss… (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: