Mengunjungi Rumah Duka Grand Heaven Surabaya (5-habis): Uang Santunan bisa Rp 3,168 Miliar

Mengunjungi Rumah Duka Grand Heaven Surabaya (5-habis): Uang Santunan bisa Rp 3,168 Miliar

Salah satu ruang kremasi di Grand Heaven Surabaya.-Boy Slamet-Harian Disway-

Mungkin hari ini kita masih di dunia, tapi besok belum tentu. Tak ada yang tahu kapan kematian datang. Sehingga, keluarga tidak mempersiapkan diri secara finansial untuk membayar biaya kedukaan yang bisa dibilang tidak sedikit. Grand Heaven Surabaya menyediakan asuransi kematian yang membuat karyawannya juga ingin ikut.

 

SEORANG perempuan curhat di Facebook: Aku aja, asuransi kematian sudah ada. Sudah lengkap. Kalau metong (mati), keluargaku enggak akan disusahin dengan pembayaran. Aku sudah siapkan semuanya karena aku tahu sakitnya menagih utang dan pedihnya meminjam uang. 

Rupanya dia sudah sedia banyak payung sebelum kehujanan. Selain asuransi kematian, dia juga ter-cover asuransi jiwa, kesehatan, hingga keadaan kritis. Di akhir unggahan itu, dia menyematkan: #HeavenCharity.

Pekan lalu, Selasa 17 Mei 2022, Care Advisor Grand Heaven Surabaya Ferry menceritakan panjang lebar tentang Heaven Charity. Sebuah asuransi kematian yang bisa meringankan keluarga yang sedang berduka. Bahkan bisa dibilang menguntungkan.

“Ada yang baru bayar dua bulan, orangnya meninggal. Kami berikan penuh uang santunannya,” kata Ferry di lobi dasar Grand Heaven Surabaya. Ia beranjak dari duduknya lalu mengambil brosur di meja resepsionis.

Brosur biru itu bergambar ala keluarga berencana: ayah, ibu dan dua anak. Sang ayah duduk di kursi roda. Rambutnya sudah memutih. Istri dan kedua anaknya mengelilinginya dengan wajah ceria.

Di samping foto itu terpampang judul brosur yang lumayan panjang: Kedukaan bukanlah sesuatu yang ditakutkan apabila Anda mempersiapkannya terlebih dahulu dengan Heaven Charity. 

Pada bagian bawah terdapat tabel simulasi pembayaran asuransi untuk pengguna asuransi berusia 41-45 tahun. Ada 8 tingkat program yang bisa dipilih. Mulai dari paket Bronze, Double Bronze, Silver, Double Silver, Gold, Platinum, Titanium, dan Diamond.

Iuran atau premi paket Bronze yang paling murah dimulai di angka Rp 300 ribu per bulan. Dibayar selama 60 bulan atau 5 tahun. Setelah itu tidak perlu bayar apa-apa lagi. “Nilai santunannya mencapai Rp 158 juta. Rencananya saya juga mau ambil, sih,” ujar pria yang baru dua bulan di Surabaya itu.

Manfaat bisa diberikan hingga usia 99 tahun. Untuk mengikuti program ini usia dibatasi hingga 65 tahun saja. Sedangkan usia termuda 25 tahun.

BACA JUGA: Siupan Ratusan Juta demi Leluhur 

Paket termahal adalah Diamond: Rp 5 juta per bulan. Santunan yang diterima mencapai Rp 3,168 miliar. Durasi iuran juga 5 tahun. Jika premi dibayar penuh, maka total yang dibayarkan cuma Rp 300 juta. Jika dibandingkan dengan nilai santunannya, pengguna asuransi untung lebih dari 10 kali lipat. 

Sebagian uang santunan dipotong biaya pemakaman hingga pembelian peti jenazah. Sisanya baru diberikan ke pihak keluarga. “Program ini yang akan kita coba kenalkan. Biar manfaatnya banyak diterima masyarakat,” ujar pria asal Jakarta itu.


Ruang tunggu untuk keluarga para mendiang yang sedang dilayani oleh Grand Heaven Surabaya.-Boy Slamet-Harian Disway-

Grand Heaven menampilkan beberapa testimoni dari keluarga mendiang yang mendapat uang santunan tersebut dalam akut media sosialnya. Salah satu keluarga mendapat sisa santunan sebesar Rp 196 juta saat masih berada di rumah duka. Diberikan langsung tanpa menunggu berbulan-bulan.

Pihak keluarga mulai mengambil program asuransi pada 8 Januari 2022. Ternyata salah satu anggota keluarga meninggal pada 13 September 2020. Dengan membayar premi selama 9 bulan, mereka tetap mendapat santunan penuh seperti yang tertera dalam tabel.

Direktur Soerabaia Heritage Society (SHS) Freddy H. Istanto tertarik dengan ide itu. Asuransi kematian bisa jadi solusi bagi banyak orang. Terutama keluarga Tionghoa seperti dirinya. 

Uang kedukaan bagi masyarakat Tionghoa sangat sensitif. Seringkali nilainya tidak boleh ditawar untuk menghormati arwah mendiang. Berapa pun harus dibayar. “Ada perasaan takut kuwalat,” ujar pemerhati sejarah Surabaya itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: