Bersih Nyaman, Kreatif, Tiga Museum Masuk Nominasi Surabaya Tourism Award
Sosok superhero yang menjadi pengisi Museum Blockbuster Surabaya.-Museum Blockbuster untuk Harian Disway-
Target Museum Technoform memang lebih luas. Sebab, mencakup edukasi tentang perkembangan teknologi informasi. Kini, museum yang didirikan pada 28 November 2017 itu telah mengoleksi 800 unit barang teknologi.
“Yang paling lawas ada beberapa. Misalnya, komputer Apple keluaran 1983, mesin kasir, sabak atau papan tulis kuno,” lanjut Galih. Atau juga ada handphone keluaran lawas. Semua barang-barang itu didapatkan dari pembelian ke kolektor hingga sumbangan alumni STIKOM (kini Universitas Dinamika).
Tim pengelola saat ini terus gencar mempromosikan museum lewat media sosial. Mulai Instagram, Facebook, YouTube, hingga website. Mereka kembali membuka layanan tur secara tatap muka. Meski yang paling laris saat ini permintaan tur virtual.
Sejumlah koleksi Museum Pendidikan Surabaya. Tempat ini memajang berbagai benda terkait aktivitas pembelajaran yang digunakan sejak zaman dulu.-Safitri-Harian Disway-
Sementara itu, Museum Pendidikan juga mengalami penurunan jumlah pengunjung selama pandemi Covid-19. Namun berhasil bangkit sejak akhir tahun lalu. Tim pengelola juga memanfaatkan digital untuk menarik banyak pengunjung.
Salah satunya, menyediakan e-katalog terkait koleksi museum. Juga dilengkapi dengan QR Code. “Sehingga koleksi yang termasuk benda usang bisa tetap disajikan dengan cara yang kekinian,” ungkap staff Museum Pendidikan M. T. Agus.
Museum Pendidikan memang punya daya tarik yang unik. Sebab berlokasi di gedung bekas kolonial yang sempat menjadi tempat Taman Siswa. Dari gedung itu saja sudah mencakup tiga kebutuhan para pengunjung. Yakni untuk edukasi, riset, sekaligus rekreasi.
“Pengunjung juga tertarik berfoto di sini. Misalnya dengan patung-patung manusia purba yang menggambarkan peradaban prasejarah,” kata Agus. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: