Presiden Jokowi Waspadai Varian Mu
Korona varian Alpha, Beta, Delta sudah jadul. Ada varian Mu. Tidak mempan vaksin. Presiden Jokowi pun mewanti-wanti. ”Kita jangan senang-senang dulu. Kita tetap waspada.” Begitulah siaran pers dari biro pers istana Rabu (8/9).
----------------
Dikutip dari The Guardian, Jumat (3/9), varian Mu, nama ilmiahnya dikenal sebagai B.1.621. Pertama diidentifiksi di Kolombia pada April 2021. Kini diperkirakan sudah tersebar ke 40 negara.
Varian Mu sudah masuk daftar variant of interest (VOI) WHO sejak akhir Agustus 2021. Konon, belum masuk ke Indonesia.
Presiden Jokowi dalam rapat terbatas bersama kabinet sudah membahas varian Mu. Ia mewanti Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi agar waspada, jangan sampai masuk Indonesia.
Jokowi: ”Saya ingin perhatian kita semuanya yang berkaitan dengan perhubungan, Pak Menteri Perhubungan yang berkaitan dengan varian baru, varian Mu, betul-betul agar kita lebih waspada dan detail jangan sampai ini merusak capaian yang sudah kita lakukan.”
Rem Pol, Gas Pol
Pandemi korona, problem sulit tingkat internasional. Pilihan hanya dua: Berdiam di rumah terhindar dari korona tapi kelaparan. Atau aktivitas tetap, bersosialisasi mencari nafkah, dengan risiko kena korona, lalu mati.
Inti dua pilihan itu: Ngerem (pergerakan manusia) total. Ataukah ngegas, bebas merdeka.
Tindakan pragmatis negara-negara maju: Lockdown. Rem total. Berbiaya sangat tinggi. Negara menanggung hajat hidup seluruh warganya. Industri kolaps. PHK massal. Perekonomian hancur. Yang diharapkan kelak, setelah pandemi usai, bisa dibangun lagi.
Indonesia memilih cara unik. Joko Widodo menetapkan tiga target: Rakyat harus sehat. Tetap bekerja. Ekonomi harus tumbuh. Gagasan ideal, tapi awalnya terbayang: Nyaris mustahil.
Diterbitkan Peraturan Presiden RI No 82 Tahun 2020 tentang Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN). Ditandatangani Jokowi pada 20 Juli 2020.
Di pasal 3 ayat 2 ditetapkan: KPC-PEN dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Sekaligus ditentukan anggota tim pendukung.
Airlangga mendapat tugas yang ”nyaris mustahil”. Ibarat pilot, ia harus: Ngerem sekaligus ngegas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: