Presiden Jokowi Waspadai Varian Mu

Presiden Jokowi Waspadai Varian Mu

Airlangga dibantu kopilot, menko dan menteri: 1) Menko Maritim dan Investasi. 2) Menko Polhukam. 3) Menteri Keuangan. 4) Menteri Kesehatan. 5) Menteri Dalam Negeri.

Didukung tiga pelaksana harian: 1) Ketua Pelaksana: Menteri BUMN. 2) Ketua Satgas Penanganan Covid-19: Kepala BNPB. 3) Ketua Satgas PEN : Wamen 1 BUMN.

Mereka semua berada di bawah satu komando, selaku pengarah jalur pesawat: Presiden Joko Widodo.

Sebagai ilustrasi, virus Covid-19 ditemukan di Provinsi Wuhan, Tiongkok, akhir Desember 2019. Warga dunia menyatakan itu sebagai pandemi pada Februari 2020. Dan, Indonesia pada Maret 2020.

Artinya, ada jeda sekitar tiga bulan antara penetapan status pandemi dengan terbitnya peraturan KPC-PEN. Badai korona menerjang manusia di bumi, yang belum pengalaman, membuat Indonesia juga terkejut. Bingung.

Terkejut-bingung itu tampak pada pertumbuhan ekonomi. Pada 2020, year-on-year:

Kuartal I ekonomi kita tumbuh 2,97 persen. Meski saat itu warga dunia, khususnya Tiongkok, bingung oleh badai korona, kita tenang-tenang saja. Warga kita bergerak bebas. Sehingga ekonomi tumbuh segitu.

Kuartal II langsung terjun bebas, minus 5,32 persen. Itulah efek dari terkejut, bingung, plus panik. Gerakan warga mulai dibatasi pemerintah. Sebaliknya, warga panik. Kelas menengah atas melakukan ”quiet and see”. Menahan diri tidak beli-beli. Padahal, salah satu indikator ekonomi tumbuh dari ”beli-beli” itu. Dampaknya, minus segitu.

Kuartal III, lagi, minus 3,49 persen. Warga mengira, badai korona cepat berlalu. Menduga , sikap ”quiet and see” tidaklah lama. Yang ternyata pandemi tambah parah. Sehingga warga tidak kuat terus-terusan ”quiet”. Lalu, sedikit dikendurkan, dengan beli-beli.

Pada tahap itu, pesawat KPC-PEN baru mulai mengudara. Pilotnya masih kagok. Antara ngerem dan ngegas. Masih geragapan. Tapi, sudah mengudara. Gabungan sikap warga dan manuver pilot KPC-PEN menghasilkan minus yang tak separah sebelumnya.

Kuartal IV, masih, minus 2,19 persen. Warga, mau tak mau, belanja untuk hidup. Pilot KPC-PEN sudah mulai paham, kapan ngegas, kapan ngerem. Alhasil, minus terus turun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Di tahap itu sudah mengkhawatirkan. Indonesia sudah resesi. Ditandai pertumbuhan minus dua kuartal berturut-turut. Itu sudah tiga kuartal tumbuh minus. Masyarakat khawatir, Indonesia bakal masuk tahap buruk berikutnya: depresi ekonomi.

Pada 2021, year-on-year, kuartal I, masih juga minus 0,74 persen. Sudah agak mending. Tapi, tetap saja tumbuh minus. Tensi galau terus naik. Meski kondisi sulit dialami seluruh dunia, warga Indonesia tidak mau tahu. Maunya hidup enak. Melalui medsos, warga mengumbar emosi. Ditunggangi politikus busuk, hoaks-hoaks berhamburan.

Di tahap itu, menjelang Lebaran. Suatu kondisi menakutkan. Gerakan mudik jutaan manusia. Membuat benda mikroskopis virus korona bertebaran dari orang ke orang. Terbayang kondisi India: Ratusan mayat korona dibuangi ke Sungai Gangga setiap hari. Mengerikan.

Untung, pengarah jalur pesawat, Jokowi, juga seluruh tim kendali pesawat, tetap tenang. Walaupun tenang saja tidak cukup. Harus ada gerakan strategis. Harus inovasi. Pada target yang ”nyaris mustahil” tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: