Bercanda tapi Relevan
Menjalankan Kamengski adalah cara Sulaiman Said melihat berbagai fenomena. Membawa slogan In Fun We Trust. Dengan misi itu, dia berupaya membawa produknya dapat diterima masyarakat terutama anak-anak muda.
Streetwear adalah bentuk ekspresi anak muda yang ingin tampil sesuai dengan keinginan. Dasar pembuatan desain visualnya beragam. Mengikuti isi hati. Baik dalam bentuk protes akan suatu hal. Atau sekadar menertawakan fenomena.
Hal itu bisa dilakukan Said dengan Kamengski. Sebuah merek pakaian yang punya ciri khas memparodikan merek lain. Baik dalam maupun luar negeri. Lewat formula ini, Said mendapatkan perhatian sebagai inisiator konten lucu berbasis pakaian dan desain visual.
Kultur pop yang dapat dijadikan sebagai komedi satir dalam menanggapi kondisi sosial di Indonesia. ”Saya memulai Kamengski karena rasa jenuhckarena aktivitas sehari-hari. Bikin-bikin desain secara iseng. Lalu dicetak di pakaian,” kata Said.
Misalnya membuat teknik visual menggunakan sosok tenar. Kali ini, Travis Scott jadi korban. Ia digambarkan memakai pakaian yang mencantumkan logo produk makanan ringan Indonesia.
Travis Scott memakai pakaian yang mencantumkan logo produk makanan ringan Indonesia. (Sulaiman Said untuk Harian Disway)
Siapa sangka, sesuatu yang diawali iseng itu bisa berdampak cukup signifikan. Barang bikinan Kamengski menyangkut banyak varian. Mulai dari kaus, kemeja satin, baju hangat, jaket, topi, topi pancing, kaus kaki, dan lain sebagainya.
Termasuk membuat aksesori pendukung seperti papan skateboard, bantal, masker, power bank, keset lantai, sampai tas pinggang. Produk-produk yang diparodinya itu kerap ludes terjual sehingga penggemar setianya harus berjuang lebih demi mendapatkan barang incarannya.
Omong-omong, dari mana sih nama Kamengski? Said menyebut seorang kerabatnya bernama David Situmeang. Panggilannya Kak Meang. Sosok eksentrik yang hobinya pakai jaket parka hijau mengendarai vespa butut dengan ornamen lampu yang banyak.
”Dari dialah muncul istilah Kamengski. Kak Meang itu bisa dengan mudah menarik perhatian orang di sekitar. Itulah filosofinya. Brand ini unik sampai-sampai bikin orang lain menoleh. Tidak ada makna berat atau ilmiah kok,” katanya.
Ia meletakkan nama itu di pakaian karena konsep busana itu seperti galeri berjalan. ”Kita bisa memperlihatkan apa yang kita pakai kepada orang lain. Jadi pesan yang tersemat setidaknya mudah dipahami atau menyenangkan,” jelasnya.
Konsep dasar Kamengski adalah membuat produk kas oblong dengan disain kreatif yang nyeleneh dengan memasukkan unsur politik, sepak bola dan juga hiburan. Pertama kali memulai bisnis itu, barang-barangnya sekadar dijual kepada teman dekatnya.
Kini usahanya makin berkembang. Pengikutnya di Instagram nyaris 200 ribu orang. Mereka terpikat karena karyanya cenderung nyeleneh. Seperti pada topi dengan tulisan NIKE. Mirip sebuah topi dari merek terkenal legkap dengan simbolnya yang tak asing.
Konsep kaus merek Thrasher yang kemudian diparodikan menjadi Therashi. (Sulaiman Said untuk Harian Disway)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: