Perdana Ikut World Major Marathon, Berapa Catatan Waktu Daniel Mananta?
GUYE ADOLA dan Gotytom Gebreslase boleh jadi dua orang paling bahagia di Berlin Marathon 2021. Kedua pelari Ethiopia itu berhasil menjadi juara dalam event yang digelar Minggu lalu tersebut (26/9). Namun, ada public figure Indonesia yang tidak kalah happy. Ia adalah Daniel Mananta. Ia berhasil finish dengan catatan waktu yang keren.
Pembawa acara Indonesian Idol itu menyelesaikan race dalam 4 jam 1 menit 55 detik. Itu merupakan catatan waktu terbaiknya. Lebih bagus daripada saat ia menyelesaikan Pocari Sweat Marathon pada Maret lalu. Saat itu ia masuk finis dalam dalam 4 jam 5 menit. Selisihnya tiga menit. Itu sangat berarti bagi runner.
Yang bikin Daniel lebih girang lagi, Berlin Marathon adalah world major marathon (WMM) perdana yang ia ikuti! ’’Ini adalah sebuah pencapaian luar biasa. Bedanya memang cuman 3 menit. Tapi berasa banget. Semoga ke depan bisa mengalahkan diri sendiri lagi,’’ tutur Daniel.
Menyelesaikan rute sepanjang 42,195 kilometer memang berat. Kapabilitas fisik harus mumpuni. Namun, modal badan saja tidak cukup. Dalam berlari jarak jauh, yang lebih berdampak signifikan justru mental. Pelari harus punya mental juara tak mengenal lelah atau menyerah. Pilihannya maju atau berhenti sama sekali.
Melalui akun Instagram, Daniel bercerita bahwa seharusnya ia bisa lebih baik lagi. Ia merasa bisa lebih cepat. Namun, ada sejumlah kendala yang membuat proses menuju garis finis terasa begitu berat.
’’Sempat merasakan kram mulai kilometer 29. Betis tiba-tiba terasa nyut-nyutan. Saya berhenti sebentar lalu peregangan. Kemudian lanjut lari lagi,’’ ungkap Daniel. ’’Eh, nggak sampai sekilo kemudian, kaki kram lagi. Di situ muncul pikiran untuk melanjutkan race dengan jalan kaki sampai garis akhir,’’ cerita pria 40 tahun itu.
Namun, hati kecil Daniel menolak mentah-mentah pikiran itu. Di tengah kaki yang sedang kram, ia membulatkan tekad untuk kembali berlari sampai finis. Ia memaksakan diri sampai ke batas maksimal kemampuannya. Hingga ia menyadari bahwa jaraknya sudah tinggal sedikit lagi.
Mengikuti ajang lari sampai ke Jerman memberikan banyak pengalaman. Salah satunya adalah letupan semangat yang didapatkan dari peserta lain. Daniel bercerita, ia melihat kakek berusia 70 tahun yang masih mampu menyelesaikan marathon dalam waktu 3 jam 40 menit. Lebih cepat darinya. Meski usianya lebih tua 30 tahun.
Daniel juga melihat para suporter yang dengan semangatnya meneriakkan yel-yel serta dukungan bagi para runner. Kehadiran mereka memberi dorongan buat pelari untuk terus mem-push diri. Sekalipun tidak kenal.
’’Saya melihat ada pelari tunanetra. Dia berlari didampingi pemandu. Digandeng sampai finish. Kemudian ada juga kaum disabilitas lain yang berpartisipasi. Mereka datang dari seluruh dunia. Membawa bendera masing-masing,’’ papar Daniel.
’’Ini adalah pengalaman luar biasa. Melihatnya bikin saya terharu, sampai mau menangis. Saya tidak sabar ikut Tokyo (Marathon),’’ cerita pemilik merek apparel Damn! I Love Indonesia itu.
Di dunia ini, ada enam ajang maraton mayor. Selain Berlin, ada Tokyo, Chicago, Boston, New York, dan London. Ajang yang terdekat memang Tokyo Marathon. Daniel berambisi ikut lagi. Targetnya tinggi. Ia ingin jadi finisher di lima gelaran tersisa. Ia juga berharap catatan terbaiknya naik terus di setiap event. (Retna Christa-Ajib Syahrian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: