Seikat Bunga untuk Pejuang Laboratorium
Namun semua tekanan itu justru ada hikmahnya. Kemampuan tenaga laboratorium lebih tajam. Mereka sudah teruji dalam tekanan yang luar biasa. Saat mendapat tugas menguji sampel swab masal dari sekolah, semuanya siap meningkatkan kemampuan testing laboratorium.
Yang semula 3 ribu sampel per hari menjadi 4 ribu dalam waktu singkat. Alumus Biologi IKIP Surabaya itu bakal menggunakan jurus Kepala Laboratorium Universitas Andalas Padang dr Andani Eka Putra: pool test.
Metode itu sukses di Sumatera Barat. Berkat dr Andani, daerah di provinsi itu tidak memakai rapid test yang hasilnya tidak akurat. Dokter kelahiran15 Agustus 1972 itu pun sampai diangkat jadi tenaga ahli Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Metodenya simpel. Lima sampel disatukan dalam satu tabung uji. Jika hasilnya negatif, maka laboratorium bisa menghemat 4 tabung. Jika ada tabung yang positif, maka sampel yang diperiksa menyeluruh hanya dari tabung itu.
Selain lebih cepat, cara ini juga bisa menghemat anggaran hingga 70 persen. Kementerian Kemenkes telah memerintahkan semua laboratorium daerah menggunakan metode pool test dalam pengujian guru dan siswanya.
Cara ini dilakukan untuk menjaring orang tanpa gejala (OTG) yang mengikuti kegiatan belajar mengajar. Jika ada yang positif, mereka langsung diisolasi agar tidak menulari seisi kelas.
Mau tidak mau itu harus dilakukan. Jika terjadi ledakan kasus lagi, sekolah tatap muka bakal ditiadakan. Semua tahu bahwa sekolah daring sangat tidak efektif. Banyak siswa kelas 2 SD yang belum bisa membaca. Ada juga siswa kelas 8 SMP yang masih belum paham pelajaran Aljabar yang seharusnya dikuasai siswa kelas 7. (Salman Muhiddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: