Bersedekah, Baim Wong Di-Bully
Makalah ilmiah itu bertajuk The Science of Generosity. Isinya puluhan riset tentang sedekah di Amerika Serikat (AS). Cetakan makalah itu setebal bantal.
Yang menarik, motif orang bersedekah. Riset dilakukan di Wisconsin, AS, 2004. Jumlah responden 10.317 orang usia 65 sampai 70 tahun (saat riset) diambil secara acak.
Pertanyaan kepada responden: Sejak 1957 (responden kira-kira tamat SMA atau kuliah) sampai dengan 2004, berapa kali bersedekah. Kepada siapa? Apa bentuknya? Apa motifnya?
Khusus soal motif, ada tiga kelompok jawaban:
1) Kesukarelawanan (bersedekah) adalah pelarian yang baik dari masalah pribadi saya.
2) Saya merasa kasihan terhadap orang-orang sedang membutuhkan.
3) Tidak pernah bersedekah dengan berbagai alasan.
Seusai riset, semua responden tetap dihubungi tim peneliti. Kemudian, tim peneliti membandingkan motif bersedekah itu dengan data kematian responden pada 2008 (empat tahun pascariset).
Hasilnya: Kelompok dengan jawaban nomor satu dan tiga, hampir semuanya sudah meninggal dunia.
Sedangkan kelompok jawaban nomor dua, mayoritas masih hidup.
Tim peneliti menympulkan, responden dengan jawaban nomor dua berisiko kematian lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok jawaban nomor satu dan tiga.
Artinya, orang bersedekah dengan motif seperti kelompok jawaban nomor dua lebih panjang umur.
Walaupun, dalam Islam, penentu usia manusia hanyalah Allah SWT. Biarkan saja riset profesor AS itu menghasilkan data seperti tersebut.
Allen membedakan dua kelompok responden:
Kelompok pertama, mereka yang sama sekali tidak bersedekah dan mereka yang menjawab nomor satu. Sebagai kelompok egoistik. Kelompok kedua, dengan jawaban nomor dua, disebut kelompok altruistik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: