Ekspor Minyak Kelapa Sawit Diprediksi Turun

Ekspor Minyak Kelapa Sawit Diprediksi Turun

INDUSTRI sawit di Indonesia kembali memasuki masa keemasan pada tahun ini. Harga crude palm oil (CPO) global mencapai tertinggi dalam sejarah perdagangan minyak sawit dunia. Yakni rata-rata di atas USD 1.000 per metrik ton, bahkan mencapai puncak tertinggi sebesar USD 1.390 per metrik ton pada Oktober lalu.

Kenaikan harga tersebut berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia. Bisa tetap positif di tengah pandemi Covid -19. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) akan membahasnya dalam acara tahunan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) 2021 ke-17. Yang digelar secara virtual pada 1-2 Desember mendatang.

“Kami akan mengusung tema strategi pemulihan ekonomi berkelanjutan kaitannya dengan peranan kelapa sawit,” kata Ketua IPOC 2021 Mona Surya saat konferensi pers virtual, sore kemarin (17/11). Yakni untuk mengantisipasi anjloknya harga di pasar. Sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk menjaga kestabilan harga dan daya saing

Tentu saja kebijakan pemerintah juga menjadi dasar dalam menentukan strategi bisnis. Maka, IPOC tahun ini secara khusus juga mengundang beberapa menteri sebagai pembicara. Selain itu akan dibahas pula peluang pasar minyak sawit dunia.

“Terutama di beberapa negara tujuan utama ekspor, permintaan dan penawaran minyak nabati dunia, tren pasar global, dan proyeksi harga minyak sawit untuk tahun berikutnya,” papar Mona.

Total produksi CPO mencapai 34,41 juta ton pada periode Januari-September 2020. Itu terhitung naik dibanding periode yang sama pada tahun ini mencapai 34,85 juta ton. Namun, nilai ekspornya menurun. Pada periode Januari-September 2020 tembus 5,35 juta ton. Sedangkan, pada periode yang sama tahun ini hanya sebesar 2,23 juta ton.

“Kami proyeksikan bakal terus turun hingga akhir tahun,” kata Ketua Umum Gapki Joko Supriyono. Penyebabnya, produksi minyak sawit domestik cenderung stagnan. Padahal, ekspor sangat bergantung pada produksi. Apalagi pemenuhan dalam negeri juga menjadi prioritas.

Sementara itu, total ekspor produk CPO secara keseluruhan pada periode Januari - September 2021 tembus 25,67 juta ton. Baik minyak mentah dan turunannya, sekaligus olahan minyak kernel sawit.

Angka itu terhitung naik pada tahun lalu yang mencapai 24,07 juta ton. Sedangkan, total konsumsi domestik produk CPO mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Yakni dari 12,92 juta ton menjadi 13,72 juta ton.

Konsumsi itu untuk berbagai macam sektor. Di antaranya, kebutuhan pangan, oleokimia, hingga biodiesel bahan bakar kendaraan bermotor. “Nah, kuartal IV ini kita masih waswas. Kalau produksinya flat, saya kira ekspor kita bakal terkoreksi. Karena kebutuhan domestik juga harus diutamakan,” jelasnya. (Mohamad Nur Khotib)

KONFERENSI Pers persiapan IPOC 2021.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: