Permainan Tradisional Boneka Nyai Puthut Bukan Jin tapi Intuisi

Permainan Tradisional Boneka Nyai Puthut Bukan Jin tapi Intuisi

Boneka Nyai Puthut yang bergerak seolah digerakkan oleh mahluk halus, padahal manusialah yang menggerakkannya sendiri di luar kesadaran. (Yongki Irawan untuk Harian Disway)

Itu pula yang dialami Yongki selama ini. Namun, sebenarnya kesalahan terletak pada pawang yang tak mau berterus-terang tentang rahasia permainan Nyai Puthut.

”Mereka cenderung bangga jika ada yang menganggapnya sakti. Punya kemampuan memasukkan arwah atau jin ke dalam sebuah boneka. Padahal, Nyai Puthut tak ada unsur mistisnya sama sekali,” ungkapnya.

Yongki menyebut, pada dasarnya Nyai Puthut memiliki kesamaan dengan permainan tradisional Bambu Gila atau Buluh Gila dari Maluku. Cara bermainnya, beberapa pemuda memegang lonjoran bambu berukuran besar.

Kemudian, sang pawang seperti memantrai bambu, sehingga seakan ada kekuatan mistis yang menyelimutinya. Para pemain berlarian mengikuti arah tarikan bambu tersebut.

”Bambu Gila dimitoskan oleh masyarakat sebagai permainan berbau klenik. Saya yakin bahwa kesenian itu juga tak ada unsur mistisnya. Sama seperti Nyai Puthut,” ujar pria asli Malang itu.

Namun ia menganggap bahwa tuduhan-tuduhan tersebut muncul karena ketidaktahuan. Arus zaman yang membawa serta budaya asing, serta maraknya paham fanatisme sempit membuat tradisi lokal semakin terkikis, dianggap ketinggalan zaman serta mengalami penghinaan.

”Penyebab lainnya adalah kurang perhatiannya pemerintah terhadap seni tradisi warisan leluhur. Kemudian, kurangnya penanaman wawasan tentang kearifan lokal dalam sistem pendidikan di Indonesia,” ujarnya.

Padahal, pesatnya ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan untuk mencari sisi ilmiah atau makna-makna tertentu dalam budaya lokal. ”Sebab budaya Jawa ini dikenal dengan semesta simbol. Semua hal, baik upacara adat, ritus maupun permainan tradisi selalu menyertakan piranti-piranti sebagai simbol yang memiliki maknanya masing-masing,” terangnya.

Permainan Nyai Puthut memang memiliki makna sebagai hiburan masyarakat, juga sebagai bentuk rasa syukur terhadap melimpahnya hasil panen.

Lantas bagaimana cara untuk mengilmiahkan permainan tersebut? Apa yang membuat boneka Nyai Puthut bergerak dengan sendirinya? Betulkah bukan mahluk gaib yang menggerakkan?

Para remaja dari Janti, Sukun, tengah berkonsentrasi sebelum memainkan boneka Nyai Puthut. (Yongki Irawan untuk Harian Disway)

”Bukan. Seratus persen bukan dibantu mahluk gaib. Kuncinya ada di sini,” ujar Yongki sambil menyentuh keningnya dengan jari telunjuk. ”Dari pikiran. Dari intuisi,” tambahnya.

Ia menerangkan panjang-lebar bahwa Nyai Puthut sebenarnya dapat bergerak dengan memanfaatkan intuisi manusia. Pawang membimbing para pemegang boneka Nyai Puthut untuk berkonsentrasi.

Lantas menuntunnya untuk menyalurkan energi dari dalam tubuh dan pikiran pada boneka. ”Mereka sendiri yang sebenarnya menggerakkan boneka tersebut. Di luar kesadaran tapi tetap sadar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: