Senangkan Diri dan Khalila
Ayahnya kerap menyemangati sekaligus memberi berbagai wawasan serta tips melukis. Ayahnya pula yang memberikannya pengetahuan tentang gambar digital, style sampai kecenderungan bentuk dari karya-karya khas anak muda masa kini.
Meski ayah dan ibunya memiliki karakter karya masing-masing, mereka tidak memaksa Avy untuk mengikuti karakter yang serupa dengan mereka.
”Saya dibebaskan melukis apa saja dengan gaya apa pun. Itulah yang membuat saya percaya diri dengan goresan atau gaya lukisan yang saya tuangkan,” ujar perempuan asli Surabaya itu.
Salah satu kalimat dari ayahnya yang memotivasinya hingga kini adalah: melukislah sesuai dengan kata hatimu. Dari situlah Avy mulai memikirkan bentuk karakter karyanya yang dirasa sesuai dengan kata hatinya.
Dia menemukannya dalam style dekoratif. Tetapi karakter dekoratif tersebut muncul karena diilhami oleh adiknya. Saat menemani adiknya bermain. Dari tingkahnya, keceriaannya, dia menemukan bahwa dunia anak-anak begitu ceria.
”Maka sebisa mungkin saya ungkapkan hal yang ceria pula dalam setiap karya. Jalurnya yang paling tepat adalah dekoratif,” tuturnya.
Meski lukisannya terlihat rumit dan detail, Avy menyebutnya mudah. Asal tahu teknik melukisnya. Tahapan melukis ia mulai dengan memberi layer warna pada seluruh bidang.
Dia menggambar berbagai macam kombinasi garis untuk sketsa figur, objek dan latarnya. Jika sudah usai, Avy memberi penajaman gambarnya dengan warna-warni mencolok, kontras, sesuai dengan style dekoratif.
Perupa dunia yang menjadi inspirasinya adalah Sam Cox atau Mr.Doodle. Kegemaran doodling itu membuatnya menjadi seniman terkenal. Karya-karyanya begitu detail, rumit dan rapat. Seperti gaya dekoratif yang dituangkan oleh Avy.
”Saya kagum dengan garis-garis spontanitasnya. Keren abis!,” ungkapnya. Kecenderungan itulah yang diolah secara cermat oleh Avy, sehingga dia bukan pelukis yang sekadar meniru. Melainkan dengan pengembangan itu membuat lukisannya memiliki karakter unik.
Dari pelukis di Surabaya, dia terinspirasi Jopram. Dulu, saat bersekolah di SMKN 12 Surabaya Jurusan Seni Rupa, Avy sempat menjalankan Praktik Kerja Lapangan atau PKL di tempat pelukis tersebut. ”Keberanian pak Jopram dalam memadukan warna sangat mempengaruhi bentuk lukisan saya,” ungkapnya.
Jopram-lah yang membuatnya menjadi semakin percaya diri dengan karakternya. ”Karena saya ini dulu enggak pede. Support dan semangat dari Pak Jopram yang mengubah saya,” tambahnya.
Muda, kreatif dan produktif. Avy menjadi salah satu perupa muda potensial yang karya-karyanya mampu bersaing, sekaligus mewarnai dunia seni rupa di Indonesia, khususnya Surabaya.
Dia pun mengapresiasi munculnya banyak perupa muda di Indonesia. ”Mereka hadir dengan beragam teknik, gaya dan kreasi dalam lukisan-lukisannya. Saya berharap ke depan akan semakin banyak bermunculan perupa muda. Kalau bisa ada yang jadi praktisi seni rupa,” ungkapnya.
Meski jumlah perupa di Indonesia semakin banyak, Avy tetap menekankan bahwa setiap karya harus memiliki karakter. ”Karena karakter itulah yang bisa membuat seorang pelukis bisa terkenal,” terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: