Koci Jatim 2021 Menuju Karantina: Tak Sabar Jalani Fase Paling Menyenangkan
Pergelaran Koko Cici Jawa Timur 2021 kian mendekati puncak acara. Grand final bakal digeber Minggu pekan depan (19/12). Tak hanya finalis yang deg-degan mempersiapkan diri. Paitia juga mengebut berbagai persiapan. Agar acara berjalan maksimal.
SABTU lalu (11/12), para peserta mengikuti technical meeting di kantor Harian Disway. Bagi seluruh finalis dan panitia. Ini adalah pertemuan perdana mereka secara offline dalam beberapa pekan terakhir. Kali terakhir mereka berkumpul secara langsung adalah sebelum pengumuman babak final. Acara dilaksanakan mulai pukul 11 pagi.
Ada sejumlah hal penting yang disampaikan panitia. Misalnya, rincian persiapan menuju karantina, pembacaan AD/ART Koko Cici Jawa Timur, fitting pakaian Cheongsam dan Changsan, pembagian batik yang disediakan Prambanan Batik, serta kelas peragaan busana secara dasar.
Dalam grand final nanti, akan dipilih peserta laki-laki dan perempuan terbaik. Mereka harus memiliki komitmen kuat dalam menjalankan tiga tugas utama Koko Cici. Yakni sebagai Duta Budaya Tionghoa, Duta Pariwisata, dan Duta Sosial. Modal yang mereka butuhkan telah disampaikan selama masa pembekalan.
Helena Aprilia, Koordinator Divisi Acara Koko Cici Jawa TImur 2021 menjelaskan bahwa technical meeting hari ini membeberkan kisi-kisi kegiatan selama masa karantina. Menurut dia, masa tersebut adalah yang paling menyenangkan selama menjalani proses pembelajaran menjadi Koko Cici.
’’Angkatan kami dulu pertama kali bertemu saat masa karantina. Kami harus langsung akrab dan membangun chemistry, ya selama karantina itu,’’ tutur Helena. ’’Para finalis tahun ini mungkin punya kesempatan saling mengenal lebih awal. Karena sebelumnya ada kegiatan yang mempertemukan mereka. Mestinya, hal itu bisa membuat mereka lebih akrab lagi,’’ lanjut dia.
Dia berharap, ke-20 finalis bisa menikmati seluruh rangkaian acara pada masa karantina. Memang, semua bakal sangat melelahkan. Pagi harus dandan, malamnya tidur larut, serta diminta meresapi semua pelajaran yang disampaikan pemateri. Akan tetapi, itu semua akan memberi manfaat besar bagi mereka saat bertugas nantinya.
Satu hal yang spesial adalah kehadiran pihak-pihak pendukung. Termasuk di antaranya adalah House of Lea dan Prambanan Batik. Keduanya menyediakan dua jenis kostum.
House of Lea milik Lea Indradi Hutami menyediakan pakaian Cheongsam dan Changsan berwarna dominan merah dengan ornamen kuning. Itu merupakan setelan resmi bagi para finalis saat bertugas. Dikenakan saat menghadiri kegiatan resmi. Utamanya saat bertemu pejabat.
’’Sedangkan Prambanan Batik mendukung kami dengan menyediakan pakaian semiformal. Ini jadi pilihan kedua bagi para finalis untuk bertugas,’’ jelas Helena. ’’Kemudian ada lagi pakaian non-formal. Jenisnya kaus berkerah. Ini yang akan dipakai untuk kegiatan outdoor atau yang membutuhkan fleksibilitas,’’ imbuh perempuan yang juga penari balet itu.
Para finalis tentu bakal sangat sibuk. Mereka diminta mempersiapkan diri dengan matang. Serta melaksanakan beberapa tugas seperti penyusunan rancangan kegiatan selama bertugas nanti. Mereka juga harus menciptakan sebuah lagu yang menampilkan ke-20 finalis. Untuk menguji kekompakan mereka.
Panitia juga tak kalah sibuk. Merekalah yang menyusun semua kebutuhan kegiatan. Mulai dari mengecek venue, menghubungi pihak sponsor, menjembatani para finalis dengan Koko Cici Indonesia, dan lain sebagainya. Helena mengatakan, panitia kali terakhir berkumpul pekan lalu (3/12). Kekompakan mereka juga sangat dibutuhkan di tahap ini.
Yang hadir, antara lain, para pemenang dan finalis tahun lalu. Seperti Helena, Ansell Benedy, Angie Reyvaldi Zain, dan Christian Tanu. Harian Disway diwakili oleh Hana Natalia. ’’Kami perlu menyatukan visi dan langkah, agar semua dapat berjalan lancar,’’ sebut dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: