Bahagia dan Mencintai Diri Sendiri

Bahagia dan Mencintai Diri Sendiri

Problema seputar perempuan ditarik de Laras menjadi ide tulisan. de Laras dalam novel berjudul Keagungan Manah: Menepis Denting Nurani, mengajak siapa pun lebih mengenal perempuan.

Pada 2017, de Laras membaca berita. Ada fakta bahwa kekerasan terhadap perempuan di Indonesia masih tinggi. Selama 2017, terdapat 348 ribu kasus kekerasan terhadap perempuan yang didominasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan pelecehan di dunia cyber.

Ketua Komnas Perempuan Azriana menyatakan bahwa terdapat 348.446 kasus kekerasan terhadap perempuan yang dicatat oleh beberapa lembaga terkait pada 2017. KDRT tercatat menjadi kasus dengan angka paling tinggi, yaitu 335.062 kasus.

Background inilah yang membuat de Laras ingin menulis data tersebut sesuai versinya. ”Saya ungkap kasus yang terjadi di kalangan perempuan pada bab ketujuh,” terang alumni S2 Manajemen Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia .

Sebelum mulai menulisnya pada 2018, de Laras mengawali dengan melakukan riset. Pertama, masalah perempuan di kota modern. Kedua, riset rumah sakit atau masalah kesehatan. Mengingat tokoh utama dikisahkan mengalami sakit dan berobat ke Amsterdam, Belanda, di akhir hidupnya.

Ketiga, riset mengenai kopi. Karena kopi merupakan minuman favorit penulis dan si tokoh. Keempat, riset tentang adat istiadat Jawa dan Batak.

Setelah itu de Laras mulai menulisnya sejak 2018. Ada banyak hal dituliskan. Tentang perempuan yang punya keterbatasan dalam menyampaikan apa yang dipikirkan, dirasakan, dan didambakan. ”Itulah kadang perempuan dinilai rumit. Kadang kelewat sederhana,” katanya.

Ada lagi terkait kondisi perempuan yang lemah lalu dikesampingkan. Padahal perempuan, terutama sebagai seorang istri, ingin dianggap sejajar.

”Seperti kala Tuhan menciptakan perempuan. Kabarnya dari tulang rusuk pria, bukan? Sejajar. Setara. Sejatinya perempuan harus dilindungi. Jika tulang rusukmu sakit, tentu seluruh tubuh ikut sakit,” ujarnya.

Ada juga cerita tentang perjuangan hati perempuan yang mengabaikan kebahagiaan dirinya, memungkiri hati nuraninya, demi menjaga martabat keluarga dan adat istiadat. Padahal perempuan berhak bahagia dalam menjalani kehidupan dengan pilihan-pilihannya.

Terulas dalam novel bahwa perempuan memiliki hak untuk menyuarakan suara hatinya. Perempuan berhak memperjuangkan cinta yang ditakdirkan hadir dalam hidupnya.

”Perempuan ditakdirkan untuk terus berjuang. Sejak ia dihadirkan ke dunia ini, sudah sebagai buah hasil perjuangan ibu yang mengandung,” ungkapnya.

Setelah tiga tahun menulisnya, novel yang terbit pada 2021 ini, memiliki beberapa alternatif judul. Ada tiga rancangan judul yang cukup membingungkannya. Antara Keagungan Cinta, Cinta Kasmaran, dan Perjuangan Wanita.

” Prof. Bambang Hidayat, astronom Indonesia dan Guru Besar Astronomi ITB, menyarankan untuk memberi judul Keagungan Manah berdasarkan sinopsis novel itu, Lalu agar sesuai dengan isi novel ini, saya menambahkan sub judul Menepis Denting Nurani,” ujar perempuan bernama asli Diadjeng Laraswati Hanindyani itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: