Melihat Fenomena Midnight Sun, Saat Matahari Bersinar 24 Jam di Finlandia
Aku duduk di sebuah bangku dari batang pohon. Menikmati panorama langit bercahaya pada malam hari. Outfit yang kukenakan tak terlalu tebal. Malam summer di Lapland, suhunya tidak sedingin biasanya. Berkisar antara 13-15 derajat celcius. Tapi jangan memakai bikini juga, sih.
Apa sebab terjadinya midnight sun? Jangan menuduh aku tahu. Karena aku juga hanya membuka Google. Begini. Midnight sun merupakan hasil kemiringan sumbu bumi. Yakni ketika garis ekuator bumi tidak sejajar dengan ekliptika, atau bidang imajiner yang bentuk permukaannya datar dan terletak di sekitar matahari. Karena garis ekuatornya tidak sejajar, bumi memiliki kemiringan sumbu sebesar 23,4 derajat.
Akibat kemiringan itu, salah satu kutub bumi juga cenderung miring dan mengarah ke matahari. Sedangkan sisi kutub lainnya miring ke arah yang berbeda. Hal itu menyebabkan bumi memiliki perbedaan jenis musim. Seperti pada Juni. Kutub Utara yang mengarah ke matahari akan mendapat lebih banyak cahaya. Matahari terus bersinar, bahkan saat tengah malam. Sebaliknya, Kutub Selatan akan mengalami kegelapan malam selama 24 jam.
Nah, saat matahari berada di titik balik Desember, Kutub Utara akan menjauhi matahari. Kawasan Lapland akan diselimuti kegelapan malam selama berbulan-bulan. Matahari tidak pernah terbit. Sedangkan Kutub Selatan akan terus disinari matahari selama 24 jam penuh. Begitulah kira-kira.
Musim panas 2022 nanti, aku akan kembali lagi ke Lapland, kembali menyapa matahari yang bersinar sepanjang hari. It’s a magical feeling. Thank you, Mother Nature. (Retna Christa-Guruh Dimas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: