Uji Klinis Vaksin Merah Putih Lanjut Suntikan Dosis Kedua

Uji Klinis Vaksin Merah Putih Lanjut Suntikan Dosis Kedua

UJI klinis fase 1 vaksin Merah Putih (VMP) tuntas digelar pada Minggu kedua Februari lalu. Ada 90 partisipan yang disuntik. Mulai hari ini mereka bakal mendapat suntikan dosis kedua.

Sebelum disuntik, para partisipan bakal di-screening medis lebih dulu. Cuma tidak selengkap seperti suntikan pertama. Tidak perlu rekam jantung dan rontgen. ”Lebih simpel. Tapi nunggunya agak lama seperti suntikan pertama,” kata Peneliti Utama VMP dr Dominicus Husada saat dikonfirmasi, kemarin (6/3).

Misalnya, cek fisik, cek urine, dan swab PCR. Peserta yang terkonfirmasi positif Covid-19 langsung dipulangkan. Namun, suntikan tidak dibatalkan seperti syarat suntikan pertama dulu. Hanya ditunda hingga rentang waktu satu bulan.

Sedangkan, cek darah dilakukan saat kunjungan berikutnya. Yakni untuk memonitor perkembangan medis dari setiap partisipan. ”Besok (hari ini, Red) tidak dilakukan cek darah. Jadi bukan faktor penentu vaksinasi,” tambah Dominicus.

Suntikan dosis kedua itu bakal berlangsung tiga hari. Peserta dibagi menjadi 30 orang per hari. Dimulai pukul 07.00 pagi.  Mereka diharuskan puasa selama 8 jam sebelum disuntik. Tidak boleh mengonsumsi makanan berat maupun ringan kecuali hanya air putih.

Lalu bagaimana dengan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang dialami para partisipan? Dominicus memastikan bahwa KIPI pasti dialami beberapa partisipan. Namun, semuanya pada tingkat ringan. Seperti flu dan batuk-pilek biasa. Tidak ada yang sampai mengalami tingkat sedang dan berat.

“Itu pun belum tentu berhubungan dengan vaksinasi lho ya,” ucapnya. Sehingga ia tak dapat memastikan berapa peserta yang mengalami KIPI akibat suntikan VMP. Meski begitu, KIPI ringan dari peserta tidak perlu dikhawatirkan menjadi persoalan.

Tim peneliti utama VMP lainnya, dr Gatot Soegiarto mengungkapkan ada beberapa partisipan yang terkonfirmasi positif Covid-19 pasca suntikan pertama. Umumnya mereka mengalami gejala yang bervariasi. Ada yang ringan bahkan sedang. Namun, ia enggan menyebut jumlahnya.

“Alhamdulillah, tidak ada yang berat,” ungkapnya. Hanya belum diketahui varian Covid-19 apa yang menginfeksi mereka. Namun, itu membuktikan satu hal bahwa VMP juga tidak kebal terhadap serangan Covid-19.

Uji klinis fase 2 sedang dipersiapkan. Rencananya digelar akhir Maret nanti. BPOM memberi syarat minimal peserta mencapai 405 orang yang tergolong kelompok naif (sama sekali belum disuntik vaksin).

Namun, para tim peneliti harus mengumpulkan minimal 600 orang. Sebagai cadangan karena nanti bakal dilakukan screening ketat. Kini, baru sekitar 300 orang yang bersedia menjadi partisipan.

“Kuotanya masih belum mencukupi. Meski terus bertambah tiap harinya,” kata Dominicus. Sosialisasi rekrutmen sudah disebarkan. Baik melalui media massa maupun media sosial. Kesempatan terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin menjadi partisipan. Asal memenuhi kriteria.

Di antaranya, wajib belum mendapat vaksin, usia minimal 18 tahun, tidak sedang terpapar Covid-19, tidak sedang sakit/komorbidnya kambuh. Sisanya bakal ditentukan dengan skrining yang ketat melalui cek fisik, cek darah, cek urine, rekam jantung, rontgen, dan swab PCR.

Sedangkan fase 3 butuh lebih banyak lagi. Minimal 3.000-4.000 orang yang lolos screening. Tim peneliti optimistis jumlah itu bisa didapatkan. Mengingat Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa berkomitmen mengerahkan keluarga besar TNI. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: