Tanpa Boneka Wayang, Musik Tetap Mengalun

Tanpa Boneka Wayang, Musik Tetap Mengalun

Penampilan Fu He An malam itu sejatinya tidak untuk jadi tontonan. Mereka adalah pengiring agar suasana kelenteng—yang juga sedang menyongsong cap go meh—tidak terlampau sepi. Agar musik yang mereka bawakan semakin membuat umat terbawa suasana syahdu.

Tak urung, mereka jadi tontonan juga. Setelelah bersembahyang, banyak umat yang berhenti di depan Fu He An. Mereka memotret. Swafoto. Juga swavideo. Untuk update status. Atau sekadar dokumentasi pribadi.

Salah seorang pengurus kelenteng sempat me-request lagu. Ternyata, ia tidak hanya ingin mendengarkan lagu tersebut. Ia ingin juga memainkan musiknya. Sejurus kemudian, ia sudah memegang gendang. Maka mengalunlah lagu yang dimainkan oleh kelompok Fu He An dengan bintang tamu dadakan tersebut.

’’Kami bebas saja. Kalau ada yang mau main, ya silakan. Pokoknya bisa,’’ ujar Widodo. Tetapi, request dan meminta main bareng itu memang sangat jarang terjadi. Sebab, tidak semua orang bisa memainkan instrumen Tionghoa tersebut. ’’Kalau dipelajari pasti bisa. Tapi belajar ya butuh waktu,’’ kata Widodo.

Ia lantas menunjuk er hu, alat musik gesek dengan dua dawai tersebut. ’’Kalau tahu nada, jarak nada, orang akan cepat belajar,’’ ucap Widodo. Biasanya, dawai er hu disetel pada nada re-la atau do-sol.

Dawai er hu digesek dengan busur yang talinya dari ekor kuda. Sedangkan bunyinya diresonansikan lewat tabung yang selaputnya dari kulit ular. ’’Kualitas kulit mempengaruhi suara juga. Ndak tahu, alat buatan Tiongkok asli ini kok istimewa sekali kualitasnya. Kami pernah mengganti dengan kulit ular dari sini (Gudo, Red). Tapi kok ya beda dengan buatan Tiongkok,’’ cerita Widodo.

Malam pun makin larut. Tetapi umat tak juga surut. Mereka terus berdatangan karena puncak persembahyangan adalah pada tengah malam.

Dan hari itu, kelompok Fu He An pun terus memainkan musik sampai memasuki pergantian hari… (Doan Widhiandono)

Edisi sebelumnya: Belajar Dibayar pun Ogah

SUDARMANI memainkan er hu di Kelenteng Tek Hay Kiong, Tegal, 14 Februari.
(Foto: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: