Kontributor Harian Disway Mampir ke Gorky Park Ukraina, Listening to the Wind of Change

Kontributor Harian Disway Mampir ke Gorky Park Ukraina, Listening to the Wind of Change

Kontributor Harian Disway Bud Wichers menggunakan rompi dan helm anti peluru saat mengunjungi Gorky Park yang sepi, Rabu, 8 Juni 2022.-Bud Wichers/Harian Disway-

Gorky Park menjadi simbol transisi Uni Soviet ke Federasi Rusia. Namanya makin masyhur ketika band legendaris asal Jerman, Scorpions, mengabadikannya dalam lagu Wind of Change.

Anda sudah tahu bagaimana penggalan lirik itu: Follow the Moskva. Down to Gorky Park. Listening to the wind of change

Gorky Park adalah paru-paru Kharkiv dengan luas 130 hektare. Itu setara 8 kali luas Kebun Binatang Surabaya (KBS). Atau satu setengah kali lebih besar dari Monumen Nasional (Monas) di Jakarta.

Richard Bienstock menulis artikel berjudul Scorpions’ ‘Wind of Change’: The Oral History of 1990’s Epic Power Ballad untuk majalah Rolling Stones pada 2015. Ia menulis, Scorpions mendapat ilham lagu Winds of Change setelah melihat perubahan besar yang terjadi di Leningrad pada 1988 dan Moscow pada 1989. 

Perubahan datang seiring dengan meluasnya gerakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika atau reformasi kebijakan pemerintah Uni Soviet.

Lagu tersebut dirilis pada tahun 1990 pada album Crazy World. Salah satu album terbaik Scorpions. Dalam lagu nan melodis itu, tersimpan makna mendalam pada liriknya.

Vokalis Scorpions, Klaus Meine, menceritakan sejarah runtuhnya tembok Berlin yang memisahkan antara Jerman Barat dan Jerman Timur hingga runtuhnya Uni Soviet, yang kita akhirnya kita kenal sebagai Rusia, pada tahun 1989.

Liriknya tercetus saat Scorpions mengikuti Festival Perdamaian Musik Moskva atau Moscow pada musim panas tahun 1989.

“Pada suatu malam semua orang, baik itu musisi asal Jerman, Rusia, Amerika, jurnalis maupun anggota Tentara Merah, bersama-sama berada di sebuah perahu di Sungai Moskva menuju Gorky Park. Saat itulah muncul visi: Seluruh dunia bersama dalam sebuah kapal, semua orang berbicara bahasa yang sama – bahasa musik,” tulis Bienstock.


Kondisi Gorky Park yang masih belum hancur dan sangat bersih.-Bud Wichers/Harian Disway-

Lagu itu kembali didiskusikan dalam di laman songmeaningsandfacts.com setelah invasi Rusia ke Ukraina meledak pada 24 Februari 2022. 

Seseorang bernama Missy menulis begini: I pray this will be a victory anthem again when Putin & the authoritarian tyrants are finally gone. A new Brotherhood is rising from those countries coming together to oppose and help Ukraine defeat them. Then, Russia, Ukraine, Belarus & others will be free from his terror.

Praying we can once again gather in Gorky Park on a glory night, feeling the free winds of change!! 

“Saya berdoa ini akan menjadi lagu kemenangan lagi ketika Putin & para tiran otoriter akhirnya pergi. Persaudaraan baru muncul dari negara-negara yang datang bersama untuk menentang dan membantu Ukraina mengalahkan mereka. Kemudian, Rusia, Ukraina, Belarusia & lainnya akan bebas dari terornya.

Doakan agar kita bisa berkumpul lagi di Gorky Park pada malam kemuliaan, merasakan angin perubahan yang bebas!!” (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: