Pedagang Sapi Mulai Kesulitan Stok

Pedagang Sapi Mulai Kesulitan Stok

Dokter Hewan Indah Wahdini dari Puskeswan Taman bersiap menyuntikkan vitamin kepada sapi jantan yang siap untuk Kurban di kandang sapi milik Hari Santoso di Desa Pertapan Maduretno, Kecamatan Taman, Sidoarjo 24 Juni.-Boy Slamet-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- Iduladha tinggal dua pekan lagi. Namun, lapak hewan kurban tak banyak ditemui di Kota Surabaya. Sebab, empat kabupaten/kota sekitarnya berhenti memasok. Yakni, Sidoarjo, Lamongan, Gresik, dan Mojokerto. 

Semua daerah itu berstatus wilayah wabah di Jawa Timur. Mereka dilarang memasok hewan ternak yang terjangkit penyakit mulut dan kaki (PMK) ke luar daerah. ”Kami kesulitan dapat stok,” ujar Deni Setiawan saat dijumpai di lapaknya, Jumat, 25 Juni 2022.

Deni mendirikan lapak untuk jualan sapi dan kambing di Jalan Mayjen Sungkono. Padahal, tahun sebelumnya, lapak sudah didirikan sejak H-30 Iduladha. Jumlah sapi pun bisa sampai 50 ekor. 

Tahun ini ia justru baru membuka lapaknya pada Minggu, 26 Juni. Tepat H-14 Iduladha. Deni khawatir penjualannya merosot. Tak berani mendatangkan sapi terlalu banyak. 

”Musimnya seperti ini. Takut nanti gak laku,” katanya. Tahap awal, ia akan mendatangkan 5 hingga 8 ekor. Dibeli langsung dari pasar di Probolinggo.

Itu pun masih ada yang mengganjal baginya. Sebab, sapi yang ia beli tidak disertai surat keterangan kesehatan hewan (SKKH). Padahal, itu disyaratkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Surabaya. Bahwa setiap lapak hewan kurban wajib memiliki SKKH.

Deni sudah berusaha mendapatkannya saat membeli di pasar. Sayang, tidak ada yang memberikan arahan. ”Harusnya ada posko di setiap pasar untuk menerbitkan SKKH itu. Jadi, pembeli mudah mendapatkannya,” lanjutnya.

Padahal, ia sangat memperhatikan kesehatan sapi yang dijualnya. Butuh pertimbangan panjang untuk membuka lapak di situasi seperti saat ini. Bahkan, tenda lapaknya pun baru didirikan, siang kemarin. 

Beberapa tukangnya juga sedang memplester tanah. Tujuannya, sapi yang kakinya kena PMK bisa kelihatan. ”Kalau di tanah kan susah ketahuan karena campur dengan lumpur,” ungkap Deni yang kini menjabat ketua Juru Sembelih Halal Kota Surabaya.

Setiap sapi yang baru datang bakal dikarantina selama sehari. Ditempatkan di lahan dekat lapak. Apabila timbul gejala, bakal segera ditangani. Ketika gejala berlanjut, terpaksa langsung dipotong.

Sapi yang terpajang di lapak pun bakal dibedakan. Jaraknya dijauhkan satu sama lain. Itu untuk mengurangi risiko penularan virus. ”Tahun-tahun sebelumnya gak seribet ini,” ucap Deni. 

Ia juga bakal menetapkan aturan jual beli. Tak menerima retur dari pembeli. Artinya, sapi yang sudah dibeli tak bisa dikembalikan.

Itu juga diterapkan pedagang hewan kurban di Jalan Pacar Keling. Bedanya, Oni Rote, si penjual, tak kesulitan untuk mendapatkan stok sapi. ”Saya beternak sendiri. Ada juga yang mengambil dari Madura dan Probolinggo. Asal murah, langsung saya ambil,” katanya.


Penjual hewan kurban mempersiapkan lokasi yang dibuatnya untuk jualan di Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 24 Juni 2022.-Julian Romadhon-

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: