Mengenal Entrepreneurs' Organization (6): Haris Riyadi Jadi Coach EO Accelerator
Haris Riyadi-BOY SLAMET-Harian disway-
Problem perusahaan para peserta EOA itu lebih beragam. Terutama jika dibandingkan dengan problem perusahaan yang sudah mapan seperti miliknya. “Kalau di perusahaan saya, problemnya cenderung rutin. Sebetulnya saya malah belajar lebih banyak ke teman-teman di sesi coaching itu,” ungkapnya.
Pertemuan anggota EO Accelerator kadang-kadang diadakan secara daring.-Dokumentasi Pribadi-
Pelatihan di EOA memang murni untuk meningkatkan bisnis para peserta. Tidak seperti EO yang fokus pada pengembangan lebih menyeluruh. Tidak hanya soal bisnis. Tetapi juga personalitas dan keluarga.
Di EOA, ada empat hal yang digembleng. Yaitu cash, people, strategy, dan execution. Semua persoalan dalam empat hal itu harus segera ditemukan. Untuk kemudian para peserta dirangsang untuk memecahkannya.
Persoalan people, misalnya, rata-rata para pengusaha muda itu dilema. Mereka ragu merekrut tenaga profesional. Khawatir mengeluarkan banyak uang dengan hasil yang tak sepadan.
“Nah, problem seperti itu yang kami dampingi. Kita pantau progres-nya setiap kali pertemuan,” jelas Haris. Termasuk membantu untuk set goal. Dan tentu saja peningkatan omzet mereka.
HARIS Riyadi dan rekan-rekannya anggota Entrepreneurs' Organization.-Dokumentasi Pribadi-
Haris menjadi coach dari empat peserta. Mereka adalah pengusaha muda. Ada yang dari Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Jenis usaha mereka juga beragam. Mulai dari kue, outlet ayam goreng, supplier daging, bahkan toko alat pemancingan.
Sepanjang 2021, ia berhasil mengorbitkan dua pengusaha muda untuk bergabung ke EO. Capaian itu cukup menggembirakan baginya. Selain omzet mereka tembus USD 1 juta, keduanya juga punya kesempatan belajar di jaringan yang lebih besar lagi.
Haris Riyadi di ruang kerjanya-BOY SLAMET-Harian disway-
Sebetulnya, ada banyak para peserta EOA yang omzetnya bisa tembus USD 1 juta dolar. Cuma mereka belum punya kemantapan hati untuk bergabung.
“Ya itu gak masalah bagi kami. Kembali pada diri masing-masing. Yang protol di tengah jalan juga banyak. Yang jelas, semangat kami untuk berbagi dan belajar bersama,” tandasnya. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: