Mengenal Entrepreneurs' Organization (6): Haris Riyadi Jadi Coach EO Accelerator

Mengenal Entrepreneurs' Organization (6): Haris Riyadi Jadi Coach EO Accelerator

Haris Riyadi-BOY SLAMET-Harian disway-

PAGI hari di awal bulan menjadi  penyemangat bagi banyak orang. Termasuk Direktur PT Dhisa Manunggal Karya (DMK) Group Haris Riyadi. Lelaki 44 tahun itu terlihat energik.

Gayanya kasual. Mengenakan kemeja polos hitam. Dua lengannya disingsing hingga ke siku. Bercelana jeans biru dan bersepatu running dengan beragam warna.

Ia menyambut hangat Harian Disway saat bertamu ke kantornya di Kompleks Landmark Delta Blok C-8, Jalan Raya Panjang Jiwo Permai, Jumat,1 Juli 2022. Langkahnya panjang-panjang. Mengajak kami ke ruangannya di lantai 2. 

BACA JUGA:Mengenal Entrepreneurs' Organization (5): Papan Surfing Dietmar Diuji Coba 100 Jam

Begitu masuk, ruangan itu tak seperti tempat kerja. Malah terasa seperti ruang tamu di rumah-rumah. Kami dipersilakan duduk di sofa cokelat sebelah kiri.

Ada lemari memanjang berdempetan ke hampir seluruh tembok. Di atas lemari putih itu, banyak benda-benda yang ditata rapi. Mulai radio kuno, miniatur mobil-mobilan, syal klub bola luar negeri, buku-buku, hingga berbagai action figure superhero.

Termasuk juga medali dan penghargaan. Yang terbaru diletakkan persis di depan sofa. Gambar ilustrasi sosok Haris Riyadi yang dipigura. Mencolok lantaran warnanya berlatar putih.

 

“Oh itu dikasih teman-teman EO Accelerator,” katanya. Ya, Haris adalah salah satu coach para peserta EO Accelerator (EOA). Yakni program bagi para pengusaha yang ingin bergabung EO. Khusus yang omzet perusahaannya belum mencapai USD 1 juta. Biasanya mereka para pemilik UKM. Syaratnya harus beromzet minimal Rp 4,2 miliar.

Standarnya sengaja ditetapkan tinggi. Sebab, jika omzetnya terlalu kecil maka sulit ditingkatkan. Tujuan EOA memang untuk meningkatkan omzet tahunan hingga USD 1 juta. Agar mereka bisa segera bergabung dengan EO.

Haris baru ditunjuk menjadi coach pada awal 2021 lalu. Awalnya ia tak mau menerima tawaran itu. Lantaran ia mengira bahwa tugasnya untuk mengajari para peserta. Ia tak terlalu percaya diri untuk itu.

“Setelah dikasih tahu, ternyata coach itu tugasnya bukan mengajari. Tapi membantu untuk memastikan tujuan mereka,” ucap lelaki kelahiran 7 Mei 1978 itu. Tentu dengan berbagi pengalaman. Sesuai nilai-nilai prinsip dalam EO. 

Misalnya, berbagi seputar persoalan administratif perusahaan. Yang tentu pernah dialaminya juga. Seperti pajak hingga manajerial karyawan. 

Haris hanya berbagi pengalaman. Tanpa merekomendasikan atau bahkan menyuruh pesertanya melakukan hal yang sama. Sikap itu justru membawanya menemukan hal-hal baru. Belajar hal-hal baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: