Mengenal Entrepreneurs' Organization (7): Haris Suplai Aspal Bandara hingga Sirkuit Mandalika

Mengenal Entrepreneurs' Organization (7): Haris Suplai Aspal Bandara hingga Sirkuit Mandalika

Haris Riyadi di kantornya di Surabaya. -BOY SLAMET-Harian disway-

Di tangan Haris Riyadi, PT Dhisa Manunggal Karya (DMK) yang memproduksi aspal mulai bangkit. Asetnya berkembang luar biasa. Berhasil mendirikan 4 depo sekaligus. Yakni di Semarang, Sumbawa, Bali, dan Halmahera. Tentu itu menjadi modal yang baik untuk memperluas pelanggan.

--

KALI pertama terjun ke DMK, Haris Riyadi mengalami shock culture. Budaya kerja para karyawan jauh berbeda di perusahaan lamanya tempatnya bekerja  di Amerika Serikat. Namun, Haris sudah bertekad kuat meningkatkan performa perusahaan.

Sistem dan strategi pun diperbarui. Haris mencoba menyambung kembali dengan para pelanggan lama. Membuat kerja sama baru lagi. Dan lumayan berhasil. Perlahan DMK dipercaya lagi.

BACA JUGA:Mengenal Entrepreneurs' Organization (6): Haris Riyadi Jadi Coach EO Accelerator

Setiap langkah memang punya konsekuensi. Sistem baru yang diterapkan itu punya risiko. Banyak karyawan yang satu per satu mulai protol. Tidak cocok dengan budaya kerja yang baru. 

Haris tak mau ambil pusing. Ia teguh pada prinsipnya. Bahwa sistem dan kultur yang baru itu semata demi kemajuan perusahaan. Rupanya, keteguhan pun membuahkan hal baik di kemudian hari. 


Haris Riyadi di Sirkuit Mandalika, Lombok. -Dokumentasi Pribadi-

Titik baliknya terjadi pada 2006. Aspal langka di Indonesia. Kebetulan, partner depo aspal DMK cukup kuat. Salah satunya berkat depo milik kawan kuliahnya asal Jakarta. 

“Jadi saya jual dengan harga tinggi. Wah, permintaan pasarnya juga makin tinggi. Kami kewalahan,” katanya. Itulah momen panen raya bagi DMK. Laba yang diperoleh melejit dalam waktu singkat.

Bahkan Haris bisa membangun depo di Semarang pada 2007. Invasi perusahaan pun makin luas. DMK bisa menyuplai kebutuhan aspal di berbagai daerah.

Haris memutuskan menikah pada di tahun yang sama. Ia malah ketiban rejeksi nomplok. Kejutan itu berada di dalam amplop dari tamu undangan di acara pesta nikahnya. Bukan uang tunai maupun cek. Atau properti maupun perabot rumah lainnya.


Haris Riyadi dan timnya di Sirkuit Mandalika, Lombok.-Dokumentasi Pribadi-

Melainkan “hanya” kartu nama seorang bos perusahaan Shell di Indonesia. Haris riang bukan main. Sebab, kartu nama itu mengantarkan makin dekat dengan mimpi perusahaan. Sudah lama Haris mengidamkan DMK agar bisa jadi salah satu agen pemasok aspal untuk perusahaan multinasional itu.

Meski butuh waktu tiga tahun untuk mewujudkannya. DMK baru sukses memasok aspal Shell pada 2010. Makin berjaya dengan membangun beberapa depo lagi. Di antaranya di Sumbawa pada 2010, Bali pada 2013, dan Halmahera pada 2017.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: