Swalayan Surabaya Disiplin Tanpa Kantong Kresek, Pasar Tradisional Bagaimana?
Komunitas Nol Sampah Surabaya membagikan tas kain di Pasar Pucang 9 April lalu.-Julian Romadhon/Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sudah tiga bulan kampanye Surabaya tanpa kantong kresek bergulir. Pemkot tak kesulitan menerapkannya di swalayan. Yang jadi PR kini adalah pasar tradisional.
Penerapan pengurangan kantong kresek di Surabaya tertuang dalam Peraturan Wali Kota (Perwali) tersebut Nomor 16 tahun 2022 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik di Kota Surabaya. Diterbitkan pada 9 Maret 2022, tetapi baru resmi bergulir 9 April 2022.
Hampir dari seluruh mal dan swalayan sudah taat aturan itu. Kalaupun ada pelanggaran, jumlahnya tidak banyak. Mereka sudah menyediakan kantong kertas yang gampang terurai oleh alam atau kain yang bisa dipakai berkali-kali.
Pedagang sayur Pasar Keputran masih menggunakan plastik, Jumat, 15 Juli 2022.-Luluk Farida/Harian Disway-
Dari pantauan Harian Disway di pasar tradisional, nyaris tak ada yang menyediakan tas kain atau kertas itu. Di sisi lain, pembeli juga datang tanpa membawa tas belanja seperti anjuran perwali itu.
“Susah karena sudah kebiasaan pakai kresek,“ ucap Umi Fadilah sebagai Pedagang di Pasar Kupang Gunung.
Pembeli selalu meminta kantong plastik. Jika tidak menyediakan kresek, pembeli bisa beralih ke toko lain. Pedagang pun terpaksa tetap menyediakan kresek.
“Swalayan sudah oke. Untuk saat ini titik fokus kami pada mal dan resto saja karena belum semuanya pasar kami survei ” ujar Hermawan Some pendiri Komunitas Nol Sampah yang menggagas program Surabaya bebas kantong kresek itu.
Menurutnya, Pasar Tradisional bakal menjadi target terakhir jika mal dan restoran sudah menaati perwali.
Ada banyak tantangan yang harus dilewati untuk mengubah kebiasaan di pasar. Ada lebih dari 20 ribu pedagang yang harus mendapat sosialisasi.
Bahan yang di jual di pasar terkadang sulit dilepaskan dari kantong plastik. Terutama bahan-bahan makanan, sayuran, daging, ikan, hingga tepung.
Namun bukan berarti kebiasaan itu tak bisa diubah. Nol Sampah sudah mendampingi CitraLand Fresh Market. Sudah banyak pembeli yang membawa kantong belanjaan sendiri. “Perlu waktu, kesabaran, dan konsistensi,” tegas alumnus Biologi Universitas Airlangga itu. (Luluk Farida)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: