Bawang Merah hingga Tiket Pesawat Picu Infasi di Jatim

Bawang Merah hingga Tiket Pesawat Picu Infasi di Jatim

PEDAGANG menggelar bwang merah di Pasar Keputran, Surabaya. -BOY SLAMET-Harian disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Lonjakan  inflasi Jawa Timur pada Juli mencapai 0,61 persen. Ada tiga komoditas yang punya andil terbesar. Yakni bawang merah, angkutan udara, dan cabai merah.

Bawang merah punya andil sebesar 0,12 persen. Perubahan harganya 30,79 persen. Maklum harga bawang merah memang melejit pada Juli lalu. Dari Rp 40 ribu per kilogram menjadi Rp 75 ribu per kilogram.

Cabai merah pun begitu. Punya andil inflasi sebesar 0,06 persen. Harganya naik nyaris 100 persen. Dari Rp 65 ribu per kilogram menjadi Rp 120 ribu per kilogram. 

Dua komoditas pasar itu cukup meresahkan masyarakat. Kenaikannya tak dibuat-buat. Melainkan disebabkan oleh gagal panen di wilayah-wilayah penghasil utama. Panen terganggu oleh anomali cuaca dan serangan penyakit. Sehingga produksi petani cabai pun turun. Dan harga malah melambung. Bahkan kenaikan harga terjadi di 13 kabupaten/kota di Jawa Timur. 

Angkutan udara pun begitu. Punya andil inflasi sebesar 0,09 persen dengan perubahan harga mencapai 6,31 persen. Harga tiket pesawat terus naik sejak sebelum Lebaran. Itu dipicu oleh naiknya harga avtur yang mencapai 50 persen. Dari harga normal Rp 9.199 per liter melambung hingga Rp 15.749 per liter.

Selain itu, terjadi revenge travel pada masa transisi menuju endemi. Orang-orang yang tidak bisa ke mana-mana saat pandemi mulai bepergian untuk urusan pekerjaan hingga wisata. Harga tiket tinggi pada rute-rute yang tidak banyak dilayani oleh maskapai penerbangan.

“Tapi saat ini harga bahan pokok seperti bawang merah, cabai, daging, sudah stabil,” kata Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan saat konferensi pers virtual, Senin, 1 Agustus 2022. Penurunan signifikan juga terjadi pada minyak goreng. Perubahan harganya turun sebesar 6,60 persen.


Nasipah menjual minyak goreng di Pasar Wonokromo.-BOY SLAMET-Harian disway-

Padahal, minyak goreng sempat menjadi faktor utama melonjaknya inflasi. Baik di Jatim maupun secara nasional. Itu terjadi sejak April hingga Juni lalu. Tepat ketika terjadi kelangkaan barang di pasaran.

Secara keseluruhan, kata Dadang, tingkat inflasi Jatim pada Juli 2022 sudah menembus angka 5,39 persen. Angka itu jika dibandingkan Juli 2021. Tingginya tingkat inflasi secara year on year (yoy) tersebut paling besar dipicu oleh kelompok bahan makanan. 

Dari 11 kelompok, ada satu kelompok yang tidak memberi andil dalam inflasi maupun deflasi. Atau tidak mengalami perubahan harga, yakni kelompok informasi, teknologi dan komunikasi. Sedangkan kelompok lainnya memberikan andil inflasi.

Secara month to month yakni Juli terhadap Juni 2022, terjadi inflasi sebesar 0,61 persen. Dari 8 kota yang menghitung Indeks harga konsumen (IHK) di Jatim, seluruhnya mengalami inflasi. Tertinggi terjadi di Sumenep yakni 1,04 persen dan inflasi terendah di Probolinggo 0,52 persen. 

Selain tiga komoditas, ada beberapa barang pokok yang menyumbang inflasi. Di antaranya, daging ayam ras 4,8 persen, cabai rawit 9,54 persen, mobil 1,41 persen, kue kering berminyak 4,34 persen, biaya SMA 1,52 persen, jus buah siap saji 2,5 persen, dan tarif listrik 0,42 persen.


Cabe merah dan cabi rawit harganya sulit turun.-BOY SLAMET-Harian disway-

Sumber: