Cheng Yu Pilihan Ketua Perkumpulan Fuqing Indonesia Ginawan Chondro: Chi Ku Nai Lao

Cheng Yu Pilihan Ketua Perkumpulan Fuqing Indonesia Ginawan Chondro: Chi Ku Nai Lao

Cheng Yu Ginawan Chondro--

UNTUK meraih sukses, agaknya memang tak ada jalan lain selain "吃苦耐劳" (chī kǔ nài láo): kerja keras dan pantang menyerah. Lihat saja: tak ada satupun tokoh yang pernah ditulis di rubrik ini yang kesuksesannya tidak diraih dengan cara demikian. Tak terkecuali Ginawan Chondro, ketua umum Perkumpulan Fuqing Indonesia.

Ginawan --alias Zhuang Junqin 庄俊钦-- memulai bisnisnya pada 1985. Waktu itu, temannya dari Malaysia menawarinya menjadi agen produk-produk kesehatan merek Sun Chlorella asal Jepang –yang memang sedang populer pada tahun 1980-an. Tapi, kawannya ini memperkenalkan Ginawan pada sistem multilevel marketing (MLM) yang saat itu belum lumrah di negara kita. Ginawan tertarik dan, pada 1986, mendirikan PT Nusantara Sun Chlorella Tama (NSCT). 

BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Ketua Yayasan Ubaya Anton Prijatno: Kuan Huai Da Du

Tak dinyana usahanya berkembang. Membuat produk yang dipasarkannya makin beragam. Selain makanan dan minuman kesehatan; produk rumah tangga, perawatan diri, serta alat bantu pengembangan kreativitas anak-anak pun tak ketinggalan. 

Nama NSCT akhirnya diubah menjadi PT Centra Nusa Insan Cemerlang (CNI) pada 1992. Kantor pusatnya juga dipindah dari Bandung ke Jakarta. Cabang dan distribution center-nya tersebar di mana-mana.

Namun, bukan berarti mulus-mulus saja prosesnya. Ginawan membutuhkan kegigihan selama puluhan tahun untuk meyakinkan masyarakat Indonesia pada konsep MLM –yang pasti Anda sudah tahu gimana-gimananya. 

Berhasil di MLM, Ginawan mencoba peruntungan lain: bikin bank. Gagal total! Bank-nya harus dilikuidasi tak lama setelah krismon 1997/1998.

Sebaliknya, MLM-nya malah semakin melejit. Penjualannya mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah CNI. Sebab, krismon menjadikan banyak orang melihat MLM sebagai pekerjaan alternatif. Sampai-sampai CNI harus buka cabang di luar negeri. Sekalipun akhirnya mesti tenggelam oleh pesaing beratnya: Tianshi.

Tak mau menyerah, Ginawan beralih mengembangkan bisnis real estate di bawah naungan Istana Group –yang terus berjalan tegak sampai sekarang.

Begitulah. Seperti dibilang pepatah, kita perlu "bersakit-sakit dahulu" agar bisa "bersenang-senang kemudian." (*)


Digimaru--

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: