Palestina dan Berat Sebelah Media Barat, Reaksi Bud Wichers terhadap Serangan ke Gaza

Palestina dan Berat Sebelah Media Barat, Reaksi Bud Wichers terhadap Serangan ke Gaza

PELUKAN TERAKHIR untuk kerabat yang tewas akibat serangan Israel di Palestina.-Bud Wichers/Harian Disway-

Bahkan, media terbesar di Belanda pun tidak adil dan bias dalam hal pemberitaan tentang Palestina.

Saya merasa sangat malu dan saya tahu dari sumber di beberapa perusahaan (media), mereka juga sangat tidak senang dengan hal itu.

Bagi Israel, perang yang berkecamuk di Ukraina, ketegangan di sekitar Tiongkok-Taiwan, dan operasi militer yang sedang berlangsung di Turki adalah saat yang tepat untuk melakukan operasi skala besar.

Operasi di Gaza ini sebenarnya sudah direncanakan sebelumnya, tetapi karena beberapa alasan politik, diundur sedikit.

Ikatan antara Gaza dan Indonesia sangat kuat. Jadi, saya pikir Presiden Jokowi akan mengutuk hilangnya nyawa dan pengeboman.

Kali ertama saya ke Gaza pada tahun 2000. Hampir 22 tahun yang lalu, saya mengikuti konflik Palestina-Israel. Dari Second Intifada hingga serangan terbaru.

Mereka (orang-orang Palestina) adalah generasi yang tidak pernah merasakan hidup dalam rasa damai. Serangan demi serangan. Eskalasi demi eskalasi. 

Orang-orang di Gaza tidak hanya sedih karena tinggal di penjara besar. Mereka juga sedih karena dunia tidak melakukan apa-apa. Kecuali Indonesia. Mereka memiliki salah satu rumah sakit terbaik di Gaza yang didanai Indonesia dan rakyat Indonesia.

Dapatkah Anda membayangkan menjalani seluruh hidup Anda di penjara? Dapatkah Anda membayangkan hidup di bawah pendudukan dan tanpa kebebasan bergerak atau berpendapat? Dapatkah Anda membayangkan mati tanpa pernah merasakan kemerdekaan walau cuma satu hari? Inikah hukuman bagi setiap bayi yang lahir di Gaza? (Salman Muhiddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: