Duet HT-TGB, Kejar Suara 4 Persen

Duet HT-TGB,  Kejar Suara 4 Persen

-Ilustrasi: Reza Alfian Maulana-Harian Disway-

DALAM SEKALI TEPUK, Tuan Guru Bajang, mantan gubernur NTB, yang populer dipanggil TGB mendapat dua jabatan sekaligus.

Yang pertama, sebagai wakil komisaris utama  PT MNC Tbk, grup bisnis milik Harry Tanoesoedibjo. Lewat RUPS 27 Juli 2022. 

Yang kedua, sebagai ketua harian nasional Perindo, partai politik juga milik Harry Tanoe (HT)

Intinya, TGB bergabung untuk memperkuat bisnis dan lini politik milik HT, konglomerat asal Surabaya tersebut. 

Tentu duet-duet semacam itu tak lain untuk saling memperkuat jelang perhelatan politik mendatang. Politik simbiosis yang (harapan) saling menguntungkan. 

HT, punya modal (materi) dan jaringan media. Sudah punya kendaraan politik. Namun, ia butuh sosok lagi yang punya pengaruh untuk meraih suara. Sehingga merasa pas dengan TGB yang merupakan sosok religius, pemimpin ormas keagamaan terbesar dan berpengaruh di NTB.

Duet itu pun akan membawa citra baru bagi Perindo. Bila sebelumnya dianggap sebagai partai nasionalis yang kental sebagai partai pebisnis, kini bisa klaim diri sebagai nasionalis religius. Untuk mengambil ceruk massa baru.

Sebenarnya, kaloborasi macam itu bukan barang baru. Sama halnya ketika bos Lion Air Rusdy Kirana gabung PKB. PKB yang punya massa bercitra religius makin kuat ditambah Rusdy yang punya modal dana dan jaringan transportasi.

Rusdy yang nonmuslim juga memperkuat citra PKB sebagai partai terbuka.

Rusdy juga langsung mendapat kursi strategis di puncak PKB. Yakni, sebagai wakil ketua umum. Itu juga yang melancarkan karier politik Rusdy, baik sebagai anggota Wantimpres maupun mendapat kursi duta besar RI di Malaysia. Bisnisnya juga menjadi lancar. Di sisi lain, tentu PKB mendapat keuntungan dari kehadiran raja maskapai itu.

Kembali ke duet HT-TGB. Duet tersebut sangat berpotensi meloloskan Perindo ke Senayan. Sesuatu yang sangat diimpikan pemilik parpol. Apalagi, Perindo di pemilu lalu gagal menembus Senayan.

Pemilu lalu Perindo meraih 3.730.320 suara (2,67 persen). Gagal lolos karena PT (parliamentary threshold) 4 persen, yang merupakan syarat untuk duduk di DPR RI. Capaian itu menempatkan Perindo yang terbaik di antara parpol gagal ke Senayan. 

Perindo butuh sekitar 2,5 juta lagi. Nah, potensi itu muncul dengan duet dengan TGB.

TGB adalah tokoh paling berpengaruh NWDI (NW pecah jadi NW dan NWDI, islah pada 2021). Pusatnya di Pancoran, Lombok Timur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: