Napak Tilas Jalur Kuno Gunung Pawitra, Festival Penanggungan 2022: Mengapa Bernama Candi Carik dan Lurah? (3)

Napak Tilas Jalur Kuno Gunung Pawitra, Festival Penanggungan 2022: Mengapa Bernama Candi Carik dan Lurah? (3)

Tongkat Mendaki Hadi Sidomulyo diletakkan di Candi Carik, ia berfoto dengan Wartawan Disway Internship Programme (DIO) Yusuf Dwi. -Yusuf Dwi/Harian Disway-

Sambil beristirahat, Hadi menceritakan soal kedua candi itu. ”Dulu itu, ada seseorang yang menemukan situs ini dan melakukan pertapaan. Orang itu dari bawah berniat untuk menjadi seorang lurah dan memang kesampaian,” katanya, lantas menenggak air mineral yang makin habis itu.

Tak terasa, sudah pukul 12.30. Cuaca benar-benar panas. Di musim kemarau ini, sebagian wilayah Penanggungan terlihat gersang. Makanya, kami tak berlama-lama istirahat di sana.

”Kurang satu situs lagi, terus kita mendirikan tenda di sana,” ujar salah seorang penjaga situs Pawitra yang juga menjadi panitia.

Semangat saya kembali terpompa.  Bayangan akan tenda sudah ada di benak. Punggung ini makin teriak ingin rebahan. Tujuan berikutnya: Candi Guru. (Yusuf Dwi)

Bermalam di Tengah Angin Kencang dan Hujan. BACA BESOK! 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: