Napak Tilas Jalur Kuno Gunung Pawitra, Festival Penanggungan 2022: Bermalam di Tengah Hujan Deras (4)
KABUT TURUN dari lereng Gunung Pawitra saat tenda peserta pendakian sudah mulai berdiri. -Yusuf Dwi/Harian Disway-
Setelah mendaki selama empat jam, peserta jelajah situs Pawitra sampai pada Candi Guru. Mereka mendirikan tenda dan bermalam di sana. Sayang, cuaca malam itu sedang tidak bersahabat.
_
Cuaca di Gunung Penanggungan sulit ditebak. Saat duhur, matahari terasa sangat menyengat. Pukul 15.30 gerimis dan kabut mulai menemani perjalanan kami ke Candi Guru. Tak lama kemudian, semuanya sirna. Cuaca cerah lagi.
Jalur pendakian masih sama dengan trek sebelumnya, berupa bebatuan yang menyatu dengan tanah padat. Candi Guru hanya 30 menit dari Candi Lurah, tempat pemberhentian kami sebelumnya. Jalurnya tidak terlalu menanjak. Mudah dilewati.
Candi Guru adalah tempat bermalam kami. Peserta sudah tidak sabar istirahat di sana. Kami harus mendirikan tenda sebelum matahari tenggelam.
Salah satu peserta pendakian menenteng tenda dan akomodasi.-Yusuf Dwi/Harian Disway-
Tak lama kemudian, kami sampai di sana. Rupanya, ada candi lain: Candi Siwa. Letaknya di sisi lereng sisi selatan Candi Guru.
Saya dan rombongan tak berkunjung ke sana karena panitia langsung ke Candi Guru. Candi berteras lima itu lumayan luas dengan pemandangan puncak Bukit Bekel di sisi utara. Salah seorang panitia Festival Penanggungan 2022 langsung memberikan instruksi untuk mencari tempat mendirikan tenda.
”Segera mencari tempat masing-masing, silakan istirahat dan makan dulu,” teriaknya.
Waktu menunjuk pukul 14.00. Saya dan beberapa wartawan senior asal Surabaya yang ikut pendakian bergegas mencari tempat dan mendirikan tenda.
Kabut tebal turun terbelah oleh ujung bukit di atas kami. Hawa panas siang tadi berubah drastis menjadi angin yang menusuk tulang. Angin kian terasa dingin karena baju kami penuh keringat.
Ketika tenda-tenda itu sudah berdiri kokoh di lereng Penanggungan, para peserta terlihat asyik di tempat masing-masing. Begitu juga peneliti senior asal Inggris dengan nama unik itu: Hadi Sidomulyo. Sepertinya, ia juga sudah beristirahat di tendanya.
TENDA PESERTA didirikan di dekat Candi Guru, Senin 15 Agustus 2022. -Yusuf Dwi/Harian Disway-
Semua pendaki beristirahat dan beberapa yang lainnya memasak mi instan serta menyeduh kopi sebagai pelengkap. Perpaduan yang sangat pas untuk menghangatkan diri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: